Jakarta, 1 Februari 2025 -- Gangguan saraf otonom semakin banyak ditemukan di masyarakat, menandakan perlunya perhatian lebih terhadap kesehatan sistem saraf. Kondisi ini dapat memengaruhi berbagai fungsi tubuh yang bekerja secara otomatis, seperti tekanan darah, denyut jantung, pencernaan, dan pernapasan.
Gangguan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari stres berkepanjangan, gangguan metabolisme, hingga efek dari penyakit kronis seperti diabetes atau hipertensi. Gejala yang sering muncul meliputi pusing, tekanan darah tidak stabil, gangguan pencernaan, keringat berlebihan atau berkurang, serta kelelahan yang berkepanjangan.
Menurut dr. Ali Shahab, Sp.BS, dokter spesialis bedah saraf, banyak pasien yang tidak menyadari gejala awalnya sehingga datang dalam kondisi yang sudah cukup serius. "Sayangnya, gangguan ini sering kali dianggap sepele. Padahal, jika dibiarkan tanpa penanganan yang tepat, dapat berdampak pada kualitas hidup seseorang," ungkapnya.
Ia juga menekankan pentingnya pola hidup sehat dalam mencegah gangguan ini. "Kami selalu menyarankan pasien untuk mengelola stres dengan baik, menjaga pola makan yang sehat, serta rutin berolahraga ringan untuk mendukung fungsi saraf tetap stabil. Jika ada keluhan seperti jantung berdebar tanpa sebab, pusing mendadak, atau gangguan pencernaan yang berkepanjangan, segera konsultasikan dengan dokter," tambahnya.
Meningkatnya angka kejadian gangguan saraf otonom menjadi pengingat bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan sistem saraf. Mengenali gejala lebih awal dan menerapkan pola hidup sehat dapat membantu mencegah komplikasi serius di kemudian hari.
Sumber: dr. Ali Shahab, Sp. BS
Editor: Lucky Zamaludin Malik
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI