Pasti sudah dengar soal gas elpiji nonsubsidi yang mengalami kenaikan pesat di akhir bulan Desember 2021 lalu.
Meski kabarnya kenaikan gas hanya berlaku pada ukuran 5,5kg dan 12kg, namun tak ada salahnya untuk mempersiapkan bilamana si 'hijau' 3kg mengalami kenaikan juga.
Satu pemicu kenaikan harga gas elpiji nonsubsidi adalah harga kontrak komoditas PT Pertamina (persero) yang merangsek naik.
Praktis, hal itu membuat PT Pertamina (persero) mau tidak mau turut menaikkan harga jual gas elpiji nonsubsidi ukuran 5,5kg dan 12kg.
"Besaran penyesuaian harga elpiji nonsubsidi yang porsi konsumsi nasionalnya sebesar 7,5% berkisar antara Rp1.600-Rp2.600 per kilogram," kata Pjs Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Sub Holding Pertamina Commercial & Trading, Irto Ginting kepada Kompas.com, Senin (27/12/2021) lalu.
Untuk gas nonsubsidi ukuran 5,5kg, saat ini berada di harga Rp76.000 (Rp13.818 per kilogram). Sementara untuk isi ulang gas elpiji 12kg, harganya saat ini Rp163.000 (Rp13.583 per kilogram).
Kenaikam gas elpiji memang tak bisa dipungkiri. Lantas, bagaimana kata mereka yang saat ini berbisnis di bidang kuliner seperti warung hingga resto?
Eddy Winarto, pemilik warung di kawasan Kota Blitar mengaku, cukup bingung dengan bagaimana mengelola pengeluaran saat harga gas elpiji 12kg naik.
Sebab bukan hanya gas, kata dia, beberapa bahan sembako juga mengalami kenaikan sejak Desember 2021.
"Saya mungkin akan mengatur ulang pengeluaran ya. Karena gak hanya gas aja kan yang naik, minyak, telur, dan cabai sempat naik kemarin," ujarnya.