Lihat ke Halaman Asli

Film Anti Islam, Kebebasan Berekspresi dan Reaksi Umat

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13475249951842570743

Baru -Baru ini dirilis Trailer film  anti Islam yang disutradarai oleh seorang Amerika bernamaSam Bacile. Jika dilihat dari isinya film ini dapat dikatakan “sampah” karena film tersebut sangat tendesius mendistorsi dan menyerang keyakinan Islam secara membabi buta, bahkan tokoh agung yang sangat dimuliakan umat Islam Nabi Muhammad SAW  dilecehkan harkat martabatnya. Bagai seorang tak terdidik atau memang karakteristik bawaan negara sekuler, pembuat film ini dengan bangga  mengabaikan nilai-nilai kemasyarakatan (norma sosial)  dengan memprovokasi umat beragama, dengan dasar konyol paling favorit dari masyarakat sekuler itu yaitu  kebebasan berekspresi !,  jika  mengacu pada sejarah sebenarnya kebebasan berekspresi adalah  wujud berliant dari pemikiran-pemikiran yang menjunjung tinggi hak asasi manusia, sehingga keberadaan ide kebebasan berekspresi sangatlah positf bagi manusia, akan tetapi mana kala kebebasan berkespresi itu disalah gunakan untuk menodai harkat dan martabat manusia maka kebebasan berkekspresi  yang demikain itu justru telah mencederai nilai-nilai dari  hak asasi manusia itu sendiri, dan hal bodoh itu lah yang telah dilakukakn oleh pembuat film anti-islam itu ! Seandainya pembuat film itu mau sedikit saja belajar  DUHAM (Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia) maka tersirat bahwa salah satu hal pembatas  kebebasan berekspresi  adalah  apabila kebebasan tersebut bertentangan dengan "moral universal",  namun sayang sunguh sayang sepertinya pembuat film anti-silam  itu  tidak memasukan Tegang rasa dalam katagori "moral universal"  sehingga pelecehan  Agama ( SARA) dianggap hal yang biasa, atau bahkan mungkin pembuat film itu sama sekali tak pernah belajar akan makna hakiki kebebasan berekspresi itu. Hal  lain yang tak kalah pentingnya yang menyebabkan penilaian bahwa film anti islam itu tak lebih dari film sampah yang harus segera dibuang  karena memiliki  kualitas yang sangat buruk disegala aspeknya, baik kualitas artisnya maupun kualitas efek filmya. Pembuat film menyatakan bahwa film anti islam itu bukanlah film agama melainkan film politik (baca), dan film  anti islam-itu dibuat untuk israel (baca), masi dari sumber yang sama film sampah itu konon  didanai 10 orang donatur yahudi  sehingga menghasilkan $5000000 (lima juta dolar),  jujur saja jika melihat kwalitas filmnya ( dari trailer) maka dapat ditafsir  bahwa biaya pembuatan film anti islam itu jauh dibawahi lima juta dolar, sebab selain pelecehan tidak ada yang istimewa dari film itu,  atau dengan kata lain bahwa film anti islam itu adalah film dengan biaya murah. sehingga  kuat dugaan pembuat film banyak mendapat keuntungan dari proyek pembuatan film ini,  jika itu motifnya maka pantaslah pembuat film melacurkan diri dari nilai-nilai kemaslahatannya untuk memenuhi gaya hedonya (baca : foya-foya). [caption id="attachment_198784" align="alignleft" width="150" caption="Foto:republika.co.id"][/caption]

1347525189560612568

Foto : republika.co.id Reaksi Umat Islam Provokasi pembuat film anti-islam itu mendapat reaksi yang sangat keras dari seluruh umat islam dunia, mulai dari sekedar mengkutuk film tersebut hingga  penyerangan terhadap kedutaan Amerika yang menyebabkan beberapa korban jiwa (seperti yang terjadi di keduaan Libya).  Seakan tanpa di komando mereka serentak mengkutuk dan menghardik film sampah anti-islam yang melehcehkan sesorang yang  paling mulia dimata Islam, yaitu nabi muhammad SAW, mereka seolah membela harga diri orang tuannya yang dilecehkan dan dinistakan. Sehingga muncul reaksi keras atas pelecehan itu. Dalam keyakinan islam  setiap orang islam (muslim) menjadi "saudara" dengan muslim lainnya, sehingga menghina suatu muslim karena keyakninannya sama dengan menghina muslim lainnya, apalagi menghina nabi muhammad yang menurut islam adalah utusan Allah,  bukankajh menghina utusan tuhan dalam suatu agama sama dengan menghina agama itu? Atas dasar maka kemarahan atas pelecehan  dari film anti-islam tersebut sangat bisa dipahami. keyakinan "persaudaraan" yang dimiliki muslim itu mungkin  tidak pernah ada dalam keyakinan pembuat film anti islam tersebut , sehingga mereka menanggap dengan melecehkan nabi umat islam maka  tidak akan ada reaksi, atau bisa jadi  sebaliknya  pembuat  film sadar akan reaksi keras yang bakal terjadi setelah pembuatan film anti islam  tersebut,  karena memang itu yang diinginkannya sesuai dengan pesanan, !!! lagi-lagi hanya demi segumpal kertas yang sering dinamakan UANG . - Ketika DIAM adalah PENGHIANATAN Regard.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline