Lihat ke Halaman Asli

Ironi Ayah Sang Pencari Kangkung

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya adalah satu staf junior di salah satu proyek pembangkit yang ada di daerah kawasan Jawa Barat. Sehari-hari berkutat dengan laporan, meeting, tinjau lapangan, dan komplain atasan atau klien. Berlangsung hingga dua tahun, kini saya sudah di titik nadir. Bosan!

Pukul 5 pagi saya berangkat dari rumah menuju kantor. Mata belum terbuka penuh ketika kaki ini melangkah, sang mentari pun masih dalam persembunyiannya. Perjalanan selama dua jam saya manfaatkan untuk melanjutkan tidur di dalam mobil yang bising dengan deru mesin.

Rekan-rekan yang sudah menjadi sahabat atau yang sudah saya anggap sebagai orang tua sendiri telah tumbang satu persatu, terkena PHK dari perusahaan. Air mata nyaris tak terbendung untuk menyaksikan kepergian rekan kerja, mereka adalah orang-orang baik tapi sudah tidak dibutuhkan lagi oleh perusahaan. Saya pun semakin menangis karena kepergian mereka kini pekerjaan saya semakin bertambah, beban yang dipikul semakin berat.

Hingga kini sudah berjalan 2 tahun, mungkin ada beberapa yang bisa saya kisahkan. Pengalaman nyata dan mungkin bisa mengetuk pintu hati kita, terutama bagi yang mempunyai buah hati.

Di kantor saya masih mempunyai beberapa teman baik, walaupun usia mereka jauh berpuluh tahun dari saya. Sebut saja Pak Iman yang berusia 40 tahun lebih, ada juga Pak Aan yang usianya sudah setengah abad. Saya sangat dekat dengan mereka. Dan sekarang saya akan menceritakan tentang hikmah kehidupan yang telah dilalui Pak Aan yang usianya 30 Tahun lebih tua dari saya.

Pak Aan adalah salah satu seorang staf lapangan di perusahaan kami. Beliau adalah penanggung jawab atas keselamatan para pekerja yang ada di lapangan, posisinya lebih dikenal dengan 'Safety Engineer'. Orangnya bijak, tidak sombong, ramah, dan sebagai tempat curhat yang paling menyenakngkan. Jika saya sedang melakukan tinjau lapangan, tak lupa saya mengobrol dengan beliau. Bahkan bisa berjam-jam lamanya!

Sungguh mengejutkan ketika Pak Aan masuk dalam radar PHK, karena sesuatu alasan yang sungguh sepele. Yaitu mencari kangkung! Beliau terpergok mencari kangkung oleh atasan kami di lingkungan proyek. Lokasi proyek kami memang banyak sekali tanaman yang tumbuh dengan liar karena memang masih dalam tahap pembangunan. Kejadian tersebut ramai diperbincangkan di kantor. Menjadi bahan ejekan dan tertawaan bahkan! Hingga muncul wacana yang mengejutkan, beliau akan di-PHK.

Saat saya tinjau ke lapangan, saya pun bertemu dengan Pak Aan. Seperti biasa kami mengobrol seputar pekerjaan dan masalah-masalah pribadi, tukar pikiran. Saya teringat ketika kasus 'kangkung' yang menjerat Pak Aan, benak saya hendak bertanya walau ada perasaan tidak enak, takut meyinggung perasaannya. Hingga akhirnya saya beranikan diri.

"Pak Aan denger-denger benar bapak ketauan mencari kangkung di lokasi proyek?"Saya memberanikan diri untuk bertanya.

"Iyah benar mas Lucky... ahahaha..."Jawab Pak Aan sambil tertawa renyah.

"Itu ramai banget loh Pak, hingga masuk dalam meeting..."Lanjut saya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline