Lihat ke Halaman Asli

luckyani

Pelajar

Kurindukan Mama bersama Lembayung Senja

Diperbarui: 1 Oktober 2022   22:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Matahari nampak berwarna kuning kemerah merahan menandakan matahari akan terbenam, aku sedang  berjalan kaki sambil menikmati suasana di sore hari. Aku menengadah menatap langit yang sangat indah. Semilir angin sore menerpa wajahku. Terlihat sekawanan burung terbang ke arah barat mungkin mereka akan kembali ke sarangnya. Aku kembali meluruskan pandanganku ke arah depan. Dari jauh aku melihat Mamaku sedang membuang sampah dengan segera aku berlari menghampiri dan memanggilnya. Mamaku sedikit terkejut dan saat melihatku ia langsung berkacak pinggang. Aku menampilkan senyum memperlihatkan gigiku seperti iklan pasta gigi. 

"ya ampun anak ini, kalau main tidak ingat waktu." ucap Mamaku.

"hehehe soalnya tadi aku ketiduran Ma di rumah Dinda." Jawabku dengan cengiran. 

Dinda adalah teman masa kecilku hingga sekarang  yang tempat tinggalnya tidak terlalu jauh dari rumahku. Aku  bermain di rumah Dinda atau terkadang Dinda yang main ke rumahku. Kami berdua tidak terlalu sering bermain karena kesibukan masing masing. Hari ini aku ke rumah Dinda dan seperti yang aku bilang ke Mamaku, aku ketiduran sampai lupa waktu.

"besok besok kalo mau tidur pulang ke rumah, sekarang cepat ke rumah udah sore terus mandi." Ucap Mamaku.

"iyaaa, eh Mama lagi ngapain?" ujar ku basa basi.

"ngga lihat Mama lagi apa? Udah tau kok nanya. Cepetan masuk ke rumah, lain kali kalo main inget waktu!" ujar Mamaku marah

"iya deh maaf, jangan marah marah dong Ma. Mama keliatan cantik tahu soalnya wajah Mama kena sinar matahari." Ujarku masih dengan cengiranku yang lebar.

Melihat mata Mamaku yang memelotot sambil berkacak pinggang aku segera lari menuju rumahku. Tapi beneran lho aku melihat wajah Mamaku tadi begitu cantik terkena sinar matahari. 

Selesai mandi aku langsung makan karena lapar, aku duduk di halaman belakang rumah sambil melihat langit. Tiba tiba Mama menghampiri dan menyuruhku masuk katanya pamali jika masih di luar. Dalam pikiran aku bertanya tanya. Tapi memang sih aku melihat suasana langit hari ini begitu kuning ke emasan bahkan seperti seluruh yang aku lihat berwarna sama. 

Aku melihat langit melalui jendela rumahku yang besar, Mama menyuruhku menutup jendela tetapi saat aku melihat kembali langit yang masih menampilkan cahaya kuning kemerah merahannya aku terpaku memandanginya. Cahaya matahari semakin berwarna kuning bahkan aku merasa saat tadi aku di luar warnanya tidak sekuning sekarang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline