Lihat ke Halaman Asli

Lucia Ventyningrum

Freelance Content Writer

Film Dokumenter, Sebuah Sistem Propaganda yang Unik

Diperbarui: 22 April 2019   00:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.pexels.com 

Dua minggu terakhir menjelang pemilu, publik khususnya generasi muda ramai membicarakan film dokumenter karya Watchdoc berjudul Sexy Killer yang menuai banyak kontroversi di mata orang Indonesia. Film berdurasi 1 jam 29 menit tersebut mampu menghipnotis 17 juta khalayak untuk ikut meresapi kondisi masyarakat kelas bawah yang hidup berdampingan dengan daerah pertambangan yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

Hal tersebut tidak lepas dari kemampuan para sineas dalam mengemas sebuah film dalam bentuk dokumentasi sehingga dapat memunculkan berbagai reaksi masyarakat yang menonton film tersebut. 

Misbach Yusa, sorang pendiri sinematek Indonesia pernah mengatakan bahwa dokumenter adalah suatu dokumentasi yang diolah secara kreatif dan bertujuan untuk mempersuasi penontonnya. Sehingga film dokumenter erat kaitannya dengan film-film yang bernuansa propaganda (Fachruddin, 2012).

Film memiliki nilai lebih dalam menyampaikan pesan dan makna karena mampu memberikan pengalaman serta perasaan penonton untuk mengikuti alur cerita secara mendalam. Salah satu ciri khas dari film dokumenter adalah memiliki durasi panjang tanpa menyesuaikan batasan slot waktu untuk ditayangkan pada stasiun televisi. 

Selain itu, penggunaan berbagai tipe pengambilan kamera untuk menghasilkan sudut pandang realitas peristiwa yang bersifat spontan dan menyebabkan interpretasi kreatif karena angle kamera mengikuti setiap gerakan objek apa adanya (Pratista, 2008).

Sexy Killer adalah salah satu contoh film dokumenter yang termasuk dalam jenis dokumenter investigasi. Ciri khas yang ditonjolkan dalam jenis dokumenter ini adalah pengungkapan peristiwa yang biasanya belum atau tidak terungkap dengan jelas. 

Melalui aspek visual, peristiwa tersebut diangkat untuk mengetahui latar belakang secara mendalam dan mengungkapkan beberapa fakta yang secara garis besar tidak pernah diketahui publik.

Selain dokumenter investigasi, secara umum film dokumenter terbagi dalam beberapa jenis, di antaranya adalah : dokumenter laporan perjalanan yang fokus dalam melaporkan perjalanan seseorang atau sekelompok dari hal yang paling penting hingga hal kecil. 

Dokumenter potret atau biografi yang lebih berkaitan dengan sosok seorang yang memiliki pengaruh atau memberikan perubahan sehingga perlu didokumentasikan. Dokumenter nostalgia yang banyak mengisahkan kilas balik peristiwa atau napak tilas dari kejadian-kejadian dari seseorang atau satu kelompok (Fachruddin, 2012).

Sebenarnya masih banyak jenis film dokumenter lain sebut saja dokumenter rekonstruksi, dokumenter eksperimen, dokumenter ilmu pengetahuan yang dibagi menjadi film dokumenter sains dan film instruksional. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline