Lihat ke Halaman Asli

Lubna Laila

Mahasiswi KPI UIN Saizu Purwokerto 2020

Perempuan Tuna Asmara

Diperbarui: 4 Desember 2022   02:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gembok pintu cuma punya satu kunci, dua tahun lalu masih bisa di buka.

Sampai akhirnya seseorang membuang kunci tersebut ke tengah rawa, tanpa pernah ada duplikat yang mampu menyamainya. Hari ini gemboknya penuh karat, dan pintu masih tertutup rapat

Tapi ini bukan soal pintu.

Tidak sekali dua-kali senior pergerakan mengajak mengopi. Konsep mengopi bagi kami bukanlah berkencan, melainkan diskusi keilmuan, bercerita mengenai mitologi yunani, bedah film Thomas Shalby, memperbincangkan isu kampus terkini, sampai hal serandom topik open mic stand up komedi.

Tergabung dalam organisasi pergerakan tidak selamanya hanya menggeluti perkara sosial politik. Meskipun pada kenyataannya banyak kader pergerakan yang hari ini menjadi pejabat kampus sehingga menggiring opini ke publik bahwa mahasiswa jenis kami adalah cikal bakal oligarki.

Aku sama sekali tidak membenarkan atau menyalahkan. Biarlah perkara itu kembali kepada penilaian subjektif masing-masing civitas akademika. Demi melestarikan ketajaman nalar mereka.

Bicara soal kencan, sebetulnya tidak sedikit pula sahabat-sahabatiku yang terlibat dalam sekte romantisme pergerakan. Sekte ini tidak perlu dimaknai secara fundamental kesakralan, sebab istilah ini tercipta oleh sahabat-sahabati picisan yang mendeklarasikan dirinya ala-ala anak indie yang hobinya mendaki, mengopi, dan membuat puisi.

Salah satu pelakunya adalah Arjuna dan Vanya, Aku mengatakan satu karena mereka telah menyatu dalam satu perasaan yang senada. Yakni sebuah manivestasi dari asmaraloka.

Arjuna adalah sahabatku semenjak maba. Kami dipertemukan dalam forum Mapaba Rayon Dakwah Komisariat Walisongo Purwokerto. Pada saat itu, pandemi sedang ganas-ganasnya, awal mula kami saling terhubung adalah karena isu perempuan bercadar yang memelihara anjing.

Secara tidak sengaja topik itu menjadi awal mula diskusi-diskusi panjang setiap malam. Juna mengaku nyaman dengan pola pikirku yang cenderung sarkatis namun tepat dalam mengiris angel teori setiap perkara realitas.

Aku juga suka cara bicaranya yang terstruktur sehingga mudah untuk dicerna dalam logika, ia mampu menyederhanakan persoalan rumit menjadi hal yang ringan sehingga solusi semakin mudah untuk kelihatan.

Kita telah sepakat untuk menjadi sayap satu sama lain, kita akan terbang menggapai produktivitas tanpa batas, saling mengisi setiap kepakan menuju angkasa meskipun angin-badai selalu berupaya menumbangkan.

***

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline