Lihat ke Halaman Asli

Lubbi Silmi

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga

Mengungkap Keagungan Pernikahan Tradisional Kuwait

Diperbarui: 11 Juni 2024   06:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar : tarian pada Jalsa Zaffa https://kaleela.com/en/arab-culture-the-zaffa-in-arabic-wedding-traditions

Kuwait, negara kecil makmur di Timur Tengah, memiliki budaya yang kaya dipengaruhi Islam dan tradisi Arab. Pernikahan di Kuwait bukan sekadar ikatan dua individu, melainkan perpaduan indah tradisi dan nilai keluarga.

Sebelum hari pernikahan, keluarga calon pengantin mengadakan pertemuan, membahas detail pernikahan, doa bersama, pertukaran hadiah, dan penandatanganan kontrak pernikahan. Mahar pernikahan dibawa langsung ke rumah calon pengantin wanita, biasanya berupa pakaian mahal, uang tunai dibungkus kain yang diletakkan di antara pakaian lainnya.

Di malam henna sebelum akad pernikahan, Teman-teman calon pengantin wanita berkumpul dan merayakan kecantikan serta kebersamaan sambil mengaplikasikan motif henna rumit pada tangan dan kaki. Dulu, tradisi ini hanya mengaplikasikan pacar pada kuku calon pengantin wanita dengan cara melumurkan bahan seperti tanah liat ke tangannya. Adat ini sebagai simbol keindahan dan keberuntungan.

Akad nikah dihadiri keluarga mempelai laki-laki dan perempuan, saksi, dan penghulu. Setelah akad nikah, sanak saudara mempelai laki-laki menyiapkan gaun untuk mempelai wanita, yang kemudian dipakaikan oleh ayahnya, lengkap dengan perhiasan emas. Kamar pengantin wanita disiapkan dengan indah, dihiasi perabotan jati, perhiasan buatan tangan, dan wewangian.

Pada majlis al-‘Aqd atau hari pernikahan resmi, diadakan kegiatan pertukaran janji pernikahan, pidato keluarga, dan jamuan makan besar. Jamuan makan besar disajikan dengan kemurahan hati, menciptakan suasana kebersamaan hangat. Jamuan ini merupakan momen di mana keluarga dan tamu menikmati kuliner tradisional sambil merayakan kebahagiaan pengantin baru.

Setelah upacara pernikahan, calon pengantin pria maupun wanita disambut di rumah salah satu pengantin dalam tradisi Jalsa al-Zaffa, kadang disebut juga Jalsa al-Ghahwa penamaan ini tergantung apa yang disajikan. Jalsa al-Zaffa yaitu pihak keluarga mempersiapkan pesta kecil untuk menyambut kedatangan pengantin baru, menciptakan momen keakraban dan kebahagiaan. Dulu, acara ini diiringi dengan alat musik gendang dan ululasi kaum hawa saja, sekarang sudah diubah menggunakan alat musik modern dan diiringi penampilan band dan tarian pedang.

Sebelum Jalsa al-Zaffa, ada acara pre-Zaffa, yaitu Mempelai wanita dengan segala pakaian dan perhiasannya diangkat di kursi dan dibawa ke aula besar untuk menunggu kedatangan mempelai laki laki. Mempelai laki-laki diarak bersama keluarganya menggunakan lentera, berjalan menuju rumah mempelai wanita diiringi musik dari gendang. Sampai di rumah mempelai wanita, mempelai laki laki menunggu mempelai wanita di ruang khusus. Mempelai wanita kembali diarak menuju ruangan mempelai laki-laki. Mempelai perempuan duduk di dekat mempelai laki-laki dan mereka ditinggalkan berdua dalam ruangan tersebut. Mempelai laki-laki kemudian melepas kerudung yang menutupi kepala mempelai wanita, dan kain tersebut dijadikan sajadah untuk shalat. Di luar ruangan, sanak saudara tetap bernyanyi untuk menyemarakkan suasana.

Sumber gambar: arak arak mempelai laki laki https://www.youtube.com/@barameji

Sumber gambar: arak-arak mempelai perempuan https://www.youtube.com/@barameji

Seiring berakhirnya upacara pernikahan, doa dan harapan untuk masa depan diucapkan. Pemuka agama atau tokoh keluarga sering memberikan doa-doa disertai harapan baik untuk kebahagiaan, kelimpahan, dan keberuntungan dalam hidup bersama. Keesokan paginya, ibu mempelai wanita mengambil uang atau emas di bawah kasur pengantin dan sarapan bersama kedua mempelai dengan hidangan ringan seperti teh, susu, dan kue. Setelah itu, kedua mempelai berpisah, mempelai laki-laki pergi dan sarapan lagi di rumahnya bersama ayahnya. Ibu mempelai laki-laki menghitung hari dengan memasukkan kerikil ke dalam bejana hingga berjumlah delapan, menandakan kapan mempelai laki-laki bisa hidup bersama mempelai wanita. Pada hari kedelapan, perabotan pernikahan dari rumah mempelai wanita dibawa ke rumah mempelai laki-laki, diiringi oleh para wanita dan anak-anak, serta mempelai wanita diiringi ke rumah mempelai laki-laki untuk tinggal bersama keluarganya.

Pernikahan di Kuwait bukan hanya merayakan ikatan dua hati, tetapi juga keelokan dan kehangatan tradisi. Dari persiapan awal hingga upacara resmi, serta tradisi menyambut pengantin baru di rumah, setiap langkah pesta pernikahan di Kuwait mencerminkan kekayaan budaya dan kebersamaan keluarga. Melalui keindahan adat ini, pernikahan di Kuwait menjadi lebih dari sekadar acara, melainkan perayaan yang mendalam dan bermakna.

Proses Pernikahan Kuwait ini diambil dari Youtube

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline