Lihat ke Halaman Asli

Semua Karena Dian

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13870318301169591988

Semua karena Dian

Dian gadis menderita penyakit leukimia.dian juga gadis yang mempunyai semangat hidup yang berbeda. Ketika aku bertemu dian sudah aku akui keindahannya dan kecantikannya tapi sayang dia divonis dokter dengan penyakit leukimia,aku menilai dian bukan dari fisik tapi dari segi sifat dan hatinya.dian adalah anak semata wayang pak suhendra dan ibu suryani,dia sering kali menyendiri seperti tidak ada teman dalam hidupnya,memojokkan diri dalam keramaian,berbicara sedikit tanpa ada kata atau kalimat.masa-masa Sma adalah masa paling indah dalam hidup setiap remaja termasuk aku seorang cowok yang menjabat ketua osis waktu itu,dan berbicara soal SMA dian tidak ada kata masa paling indah dalam masa  masa Smanya,aku melihat dian duduk di bangku paling pojok dekat kantin,dia kelihatan sedang membaca buku dan mendengarkan alunan musik dalam headphone. Aku hanya mengagumi sosok wanita seperti itu dari jauh dan dari pandangan paling sudut karena aku belum berani duduk disampingnya.Waktu itu aku tidak tau bahwa dian mempunyai penyakit leukimia. Dian hanya mempunyai 1 teman waktu dian kelas 1 SMA, tapi musibah datang ketika dian ulang tahun, teman dan sekaligus sahabat baginya menghembuskan nafas terakhir karena sahabatnya itu mengalami kecelakaan sewaktu ingin pergi kepesta ulang tahun dian. Dian seperti orang gila orang tak punya harapan ingin hidup ketika dian mendengar kabar sahabatnya meninggalkan dian untuk selama lamanya,sosok sahabat itu dimata dian adalah orang paling spesial dalam hidup dian.Sahabatnya adalah satu satunya orang yang menerima dian dalam keadaan sakit,sahabatnya juga yang tahu penyakit dian.tapi dia sudah meninggalkan dian dalam keadaan sakit itu juga.Dian tidak masuk sekolah sudah 1 minggu lamanya. Karena dian sangat sangat terluka hatinya pada waktu itu,aku selaku ketua osis sangat sangat prihatin kepada dian,aku berusaha untuk mendekatinya tapi kata mereka yang mencobanya tidak selalu berhasil, karena kejadian itu dian menjadi sosok yang pendiam dan seperti orang bisu. Di ajak bicara dian hanya diam,sudah berapa orang yang mencoba mendekati dian,tapi itu sia sia dian hanya ingin sosok sahabat itu kembali lagi kedalam hidupnya.

Aku akan mencoba berbicara dengan dian untuk pertama kalinya,dan semoga aku bisa jadi sahabat bagi dian,tapi aku tidak sanggup menjadi sosok sahabat yang meninggalkannya itu. Bener bener tidak menyangka sahabatnya itu pergi meninggalkan dian.

Siang itu sehabis pulang sekolah,aku mencari dian untuk mencoba berbicara dengan dian.aku melihat dian berjalan melewatiku dan aku hanya memandang sambil tersenyum,dia menundukan kepala dan mempercepat gerak jalannya,dari senyuman manis berubah jadi tekukan dahi yang teramat tertekuk. Aku mengikuti dian sepanjang jalan tanpa ketahuan olehnya,aku juga adalah sosok pengagum berat wanita itu. Dia berjalan dari sekolah sampai rumah tanpa ada kata lelah dari mulut serta wajahnya.aku melihat mobil pick up menerobos kubangan lumpur,aku panik dan jessss membasahi muka serta mengotori baju seragamku,ahkkkkk jeritanku mengundang perhatian dian.dian menolehkan wajahnya kepadaku,aku panik dan gak tau apa yang harus aku lakukan,aku menuduk dan membersihkan baju ku dengan sebotol air minum yang aku bawa dari rumah.Ketika aku membersihkan bajuku,aku kaget ada uluran tangan yang menggenggam sebuah handuk kecil,. Ternyata handuk itu adalah handuk milik dian,aku mengangkat kepalaku dan menghadap depan ternyata dian berada didepanku sambil menawarkan handuk itu padaku.ketika aku mengambil handuk itu dian langsung pergi meninggalkanku tanpa sebuah kalimat perpisahan.

Wanita itu sungguh sungguh menarik perhatianku,sampai kapan aku harus malu untuk berbicara dan mengobrol layaknya teman biasa.

“buk aku pulang” ujar aku menyapa ibu sedang duduk nonton TV

“lah kenapa baju kamu ian??” tanya ibu padaku

“buk,tadi ada mobil ngebut terus nerobos kubangan lumpur,waktu itu aku berada disamping kubangan itu,maafin aku buk aku akan mencuci baju ini sendiri,aku sudah merepotkan ibuk” ujarku menunduk

“yasudah terima kasih nak,ibu bangga ternyata kamu sudah mandiri”

Aku berjalan layaknya seorang anak kecil yang baru pulang dari bermain lumpur. Aku masih membayangkan wajah dian pada saat memberikan handuk itu,aduhhh aku baru ingat handuk itu. Aku bergegas kekamar dan membongkar isi tasku dan ternyata handuk itu masih aman,aku tidak tega jika handuk ini ku tempelkan ke tempat dimana lumpur itu berada,pasti Wangi khas seorang dian akan hilang. Di kamar aku hanya mencium handuk itu dan ahhhhh harum sekali handuk ini.

Handuk dian ku abadikan dalam lemari,dan aku simpan di tempat yang spesial,dian kau adalah wanita yang selama ini aku impi impikan.

Karena dian aku menjadi pria yang lebih dewasa dalam bersikap kepada orang orang dan termasuk ayah dan ibuk.karena dian juga aku menjadi lebih mandiri,dan karena dian aku menjadi lebih semangat untuk pergi kesekolah dan mengikuti eskul.

Malam itu aku belajar berbicara layaknya seorang pria yang sopan dan dewasa, agar seorang dian mau berbicara kepadaku.tapi apa yang aku lakukan mengundang tawa ayah dan ibu waktu itu,mereka ternyata mengintipku dari sela pintu kamarku yang terbuka.

“buk lihat anak kita,sekarang dia belajar berbicara layaknya pria dewasa buk” ujar ayah memandang ibuk sambil tertawa

“iyah yah,ian berubah drastis yah. Dia kan dulu manja yah,minta beliin ini kita harus nurut,kalau habis pulang sekolah baju berantakan,kamar juga kaya kapal pecah,sekarang liat yah dia begitu dewasa,bajunya bersih dan kamarnya juga rapi.ibuk bangga sekali dengan perubahan kamu ian.pokoknya ibuk bangga sama anak ibuk paling ganteng ini”ujar ibuk meneteskan air matanya

“ ibuk...ayah,aku baru sadar kehilangan seseorang yang menyayangi kita itu sangat berat rasanya,dan aku juga sadar ibuk dan ayah adalah orang tua paling spesial yang pernah tuhan berikan padaku.Hatiku waktu itu masih beku seperti es,tapi semua ini karena dian buk,dian mencairkan hatiku itu buk,dian yang merubahku menjadi lebih dewasa dan berprilaku sopan terhadap orang yang lebih tua.” Ujarku memeluk ibu dan ayah

“nak,ibu ingin sekali mengucapkan terima kasih kepada dian,dia telah mewujudkan mimpi ibuk selama ini,ibuk ingin sekali kamu menjadi lebih dewasa dan mandiri,lebih sopan lebih lembut dan lebih pinter dalam menyikapi masalah.ajak sekali sekali dian kerumah nak ibu ingin sekali bertemu dengannya” ujar ibu mengelus rambutku

“Tapi buk,sampai detik ini aku belum berani duduk disampingnya dan mengobrol layaknya teman,dia orangnya menyendiri buk,dia juga orangnya pendiam.aku lagi belajar berbicara tapi susah buk” ujarku mengeluh

Ayah langsung mendekati wajahnya ketelingaku dan membisikan sesuatu dan isi bisikan itu adalah “Ayah akan ajari anak ayah belajar berbicara didepan wanita”.Ayah  mendekati ibuk dan meminta untuk meninggalkan kami ber 2 dikamar.Ayah hanya menyuruh ibuk memasak makan malam,kulihat ibuk mengangguk dan keluar dari kamarku. Hanya ada ayah dan aku dikamar,ayah memulai pelajaran ini dengan aku disuruh olehnya berbicara dengan dinding,pertama aneh bagiku tapi aku lakuin semua itu karena dian,ayah masih belum melihat aku berkembang di pelajaran berbicara pada dinding,aku menyerah dan terduduk lesu,tapi ayah datang memukul pundakku.

“nak ayolah,kamu pasti bisa” ujar ayah memukul pundaku

“tapi yah,aku udah gak bisa yah,aku tetep gak bisa yah.”

“nak ketahuilah,diluar sana banyak orang yang tidak dapat berbicara lancar dengan lawan jenis,mereka malu untuk belajar dan kemauan untuk belajar berbicara itu tidak ada,mereka tidak mau tahu. Di benak mereka kegagalan adalah akhir dari awal mereka berbicara dengan lawan jenis,nak teknik dalam berbicara juga dikembangkan dieropa,itu sudah masuk dalam pelajaran psikologi,dan ayah adalah sarjana psikologi. Makanya ayah bisa dan mau mengajarimu karena dulu ayah sama sepertimu,tidak dapat berbicara lancar dengan lawan jenis termasuk ibumu,jadi gimana masih mau mencoba???” tanya ayah padaku sambil memegang pundakku

“baik lah yah,aku akan tetap berusaha. GAGAL buka gagasan dalam hidupku tapi GAGAL adalah awal untuk menuju tidak bisa menjadi bisa,terima kasih ayah kau sangat pandai memberiku motivasi.”

Dan malam itu ayah mengajariku dengan semangat yang membara,sampai pagi menjelang,Ayah masih melihatku berbicara dengan dinding,kenapa harus dinding kenapa gak cermin aja,Ayah bilang jika kamu berbicara dengan dinding disitu letak keberanian kamu berbicara tanpa malu.

Sampai detik terakhir aku mencoba,akhirnya GAGAL tadi itu berubah menjadi BERHASIL,kini aku lancar berbicara.terima kasih ayah kau begitu berarti dalam hidupku,aku baru sadar kalau orang tuaku adalah orang yang dapat membantuku dikala aku sedang susah dalam hal pelajaran,mereka mengajariku dari aku tidak mampu menjadi mampu. Sungguh orang tua adalah mahluk yang diciptakan tuhan seperti sosok malaikat dapat dilihat didunia ini.

Saat aku disekolah aku hanya menatap dian yang duduk menyindir disudut sudut ruangan. Aku mencoba berani mendekatinya,perlahan lahan langkah kakiku tepat didepannya,aku berdiri didepannya dan dia menatapiku. Dia berdiri dan ingin pergi meninggalkanku,tapi kutahan tangannya. Dia berontak.

“Apaan sih,lepasin tanganku” ujar dian merintih

“Aku cuman mau ngomong sama kamu dian,kasih aku kesempatan” ujar aku memohon.

“kamu mau ngomong apa sih?,aku gak mau denger  apa apa lagi didunia ini,selain musik” ujar dian

“aku cuman ingin ngomong sama kamu,udah itu aja beri aku waktu”

“kamu bukan satu satunya orang yang memohon padaku,mungkin kamu orang yang ke 100.” Ujar dian menatap tajam mataku

“aku akan melakukan apa saja asal kamu mau berbicara padaku untuk 1 jam saja”

“Maaf aku gak bisa,tinggalkan aku sendiri” ujar dian membentak dan mengusirku dari pandangannya.

“Asal kamu tahu,aku mengagumimu dari aku pertama melihatmu tersenyum,dan sekarang kau berubah kau lebih banyak diam.aku hanya ingin berterim kasih karena kamu aku berubah,aku menjadi lebih baik,dari dulu sampai sekarang aku hanya ingin berteman denganmu.” Ujarku dengan nada suara tinggi

“Pergilah,omong kosongmu itu simpan saja” ujar dian membentakku dan melemparkan bukunya dan menghantam pelipis mataku sehingga terluka,darah terjatuh setetes demi setetes. Aku menuruti dian dan pergi meninggalkannya.

Danau pelangi adalah danau tempat aku menenangkan diri dari penat kehidupan sekolah dan pribadiku,dan air danau inilah saksi bisunya,kalau danau ini bisa bicara dia akan mengatakan kepada dian betapa aku mencintainya,dan sampai kapanpun aku tetap mengaguminya. Tapi dian membenciku,tatapan tajamnya kearahku kini sudah kurasakan dan itu awal dari kebencian dian terhadapku,mengapa dian begitu membenciku. Apa alasan nya aku benar benar tidak mengerti,apakah aku terlalu aneh,apakah aku mengganggunya. Kenapa dia begitu membenciku,apa salah ku. Ahkkkkkkk.....jeritan ini ku persembahkan untuk aku yang gagal berteman dengan dian.

Keesokan harinya aku mulai berhenti mendekati dian,aku mulai sibuk dengan eskulku dan kegiatan sekolah lainnya,pandanganku dengan dian hanya sekilas,berhenti mengaguminya sampai sekarang aku belum bisa tapi aku mencoba dari sekarang. Dipojokan ruangan belajarlah tempat dian menenangkan dirinya tapi tidak untuk hari ini,dian tidak ada di ruangan belajar,kantin,dan perpustakaan. Aku tidak bisa menahan nafsuku untuk tidak cemas dengan dian,aku mencari dian dan bertanya kesana kemari,kata temannya dian tidak masuk hari ini. Kemana dian??,aku berpikir mencari kerumahnya,ibunya kulihat sedang menyapu halaman. Aku bertanya kepada ibunya.

“tante!”

“iyah nak,cari siapa yah??” ujar mama dian

“cari dian tante,dia gak masuk hari ini tante” ujar aku cemas

“oh dian,itu dia dikamarnya,katanya lagi malas ke sekolah”

“boleh saya kedalam tante??” ujarku bertanya

“oh iya silahkan,kamarnya diatas dekat tangga” ujar tante memberi arahan

Saat aku didepan kamar dian,aku mengetuk pintu dan tiada tanggapan,sampai 2 jam aku menunggu didepan pintu sambil duduk,dian akhirnya keluar.

“dian!!”

“kamu mau apa sih??” ujar dian kesel

“aku cuman mau liat kamu,aku kira kamu lagi sakit ternyata lagi males sekolah,aku khawatir” ujar akutersenyum

“gak usah sok cool didepan aku,pergi dari sini” ujar dian membentak

“yaudah aku pergi,aku cuman mau tahu keadaan kamu aja”

Aku pergi dari rumah dian dan memberi pamit pada mamanya.

“aku pulang dulu yah tante” ujar ku pamit

“oh iyah nak”

Ku liat dian menatapiku dari jendela,tapi aku hanya memandang sekilas saja.

Aku cuman mau bilang kalau aku besok akan pindah sekolah di australia,aku hanya ingin jabatan osis di pegang oleh dian,tapi dian tidak ingin aku mendekatinya.

Besoknya aku sudah mengemas barang barangku,dan sebelum pergi ke bandara aku mau pamit sama teman teman disekolah,ternyata ada dian ruangan kelas. Masih saja mukanya begitu jutek,yasudah aku cuman bilang aku pamit yah teman teman aku merindukan kalian,tetaplah bersama cita cita kalian semoga kalian lulus semua dari sini,aku berangkat yah teman teman.aku memandang terakhir dian dan teman teman saat itu.pesawat akan terbang 4 jam lagi.aku duduk di ruangan tunggu kepergian luar negri,sambil mendengarkan musik.pesawat akan terbang aku di mita untuk masuk kedalam ruangan untuk memeriksa tiket. Selamat tinggal indonesia.

Dian aku kini meninggalkanmu,maafkan aku. aku menyerah mendekatimu,tapi yang harus kau tahu aku sangat mencintaimu dan menyayangimu. Pesan ini ku kirim ke ponsel dian sebelum aku pergi.

2 bulan berlalu aku kini study di australia,tapi aku tidak lupa dengan dian,setiap hari aku mengirim pesan untuknya,tapi dia tidak membalas pesan itu,suatu ketika aku sedang mengerjakan tugas dari sekolahku dan pada saat itu ponselku berdering,aku melihat tiada nama pemanggil,aku angkat. Ternyata itu adalah ibu dian,aku senang aku di telfon mamanya dian,tapi kesenanganku berakhir 4 detik saja ketika mama dian bilang kalau dian koma selama 1 minggu dirumah sakit,aku gak percaya hal ini akan terjadi. Aku tanya mama dian.

“tante, dian kenapa bisa koma” ujar ku bertanya cemas

“dia menderita leukimia stadium akhir,dia pingsan sewaktu membantu ibu memasak,waktu sebelum koma dia hanya menyebutkan nama ian ian ian,tapi tante gak tau siapa ian. Kamu tahu siapa ian,tante ingin sekali dia datang menjenguk dian”

“tante!. Ian itu aku tante,aku akan kesana tante aku akan menjenguk dian sekarang aku berangkat yah tante.”

Didalam pesawat aku menangis meneteskan air mata,seseorang yang aku kagumi saat ini koma dirumah sakit,aku merasa bersalah meninggalkan dian waktu itu.

Sampai di indonesia aku langsung kerumah sakit,disana aku melihat mama dan papanya dian,aku berlari tergesa gesa dan langsung menerobos masuk pintu kamar dian di rawat.

“dian,maafin aku dian,waktu itu aku udah ninggalin kamu disini. dian sekarang aku ada disini,bangun dian bangun.”

Sampai menjelang pagi kulihat mata dia masih terpejam,tapi terpejam sambil meneteskan air mata,aku mencium kening dian dan menunggu dian sadar,hampir 7 jam aku menunggu dian sadar. Aku mendegar suara,ian...ian...ian.. aku terbangun dan ternyata mata dian terbuka.

“dian aku disini,aku disini untuk kamu. Kamu udah sadar dian” ujarku cemas

“ian,makasih yah udah hadir disini menjengukku,aku juga minta maaf selama ini aku udah marah dan tempramen sama kamu” ujar dian sambil meneteskan air matanya.

“iyah dian aku gak apa apa kok,aku tetap sabar menghadapi kamu.”

“ian coba aku liat luka kamu,maafin aku yang waktu itu aku udah ngusir kamu dan ngelempar  kamu dengan buku sampai pelipis kamu berdarah,uhukk..uhukkk..uhukk” ujar dian diiringi dengan batuk darah yang mengalir dari mulutnya.

“sudahlah dian jangan kamu pikirkan itu,minum dulu kamu,aku akan disini sampai kamu sembuh” ujar ku menggenggam tangan dian.

“makasih ian,tapi aku gak apa apa kok kalau kamu tinggal.” Ujar dian tersenyum

“oh tidak bisa,aku tidak mau kamu kenapa napa. Dian tau gak karena kamu aku jadi cowok yang lebih dewasa,lebih menghargai orang tua dan karena kamu aku ke australia.”

“oh yah,kamu seneng aku juga seneng ian,maafin aku yah aku gak balas surat kamu,aku lagi sakit dan kepalaku agak pusing”  ujar dian tersenyum

“dian kulihat senyummu itu adalah cahaya yang menyinari hatiku,ketika cahaya itu redup,reduplah cahaya hatiku saat itu juga” ujarku tersenyum

“heheh gombal kamu yah dasar,siapa yang ngajarin gombal” ujar dian tertawa

Mungkin tertawa dian yang aku lihat adalah tertawa yang terakhir darinya,senyumnya itu adalah cahaya yang menerangi hatiku,dan cahaya itu akan pergi dan membuat suasana gelap dalam hatiku.dian ketika kamu menghembuskan nafas terakhirmu kirimkan aku pesan kepada malaikat,”Jaga dian untukku”.

Dan dian akhirnya menutup mata setelah dian mengalami pendarahan di otaknya,pada saat itu aku melihat dian tertidur dengan senyuman terakhir darinya yang sangat indah,ternyata aku salah. Senyuman dian kini tidak pergi meninggalkanku tapi abadi dalam hatiku. Selamat jalan dian,karena kamu aku berubah seperti ini,kini sudah 1 tahun dian pergi dan menyusul sahabat baiknya itu disurga,aku menyimpan banyak sekali fhoto dian terutama handuk yang masih tercium aroma farmumnya dian.

dian adalah perempuan paling indah yang pernah tuhan ciptakan dan kini pergi meninggalkan kenangan. Karenamu dian aku mengenal kasih sayang dan cinta. TAMAT




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline