Mendengar kata "pantai", kebanyakan dari kita akan membayangkan sebuah dataran rendah yang berada di selatan Pulau Jawa. Ya, kawasan selatan Pulau Jawa memiliki banyak pantai yang sudah menjadi destinasi wisata bagi masyarakat. Sebut saja, Pantai Parangtritis di Yogyakarta, Pantai Prigi di Trenggalek, Pantai Balekambang di Malang, dan masih banyak lagi.
Namun kali ini, saya ingin mengajak Anda untuk terbang sedikit ke Sulawesi Utara, tepatnya di kawasan Likupang, Kabupaten Minahasa Utara. Bisa dibilang, kawasan ini jarang muncul ke "permukaan". Padahal kawasan ini hanya berjarak sekitar 48 kilometer dari Kota Manado, ibukota Sulawesi Utara.
Tapi siapa sangka, Likupang memiliki potensi yang luar biasa dan tidak kalah dengan Manado dan Bunaken. Kawasan ini memiliki luas sekitar 200 hektar dan memiliki kawasan pesisir dengan pantai berpasir putih. Berbeda dengan pantai berpasir putih seperti di Pulau Jawa, Pantai Paal Marinsow dan Pantai Pulisan, misalnya, berhadapan langsung dengan laut lepas. Pantai Paal yang memiliki pemandangan eksotis berupa air laut berwarna degradasi biru tosca yang cantik, sangat cocok untuk snorkeling, berjemur, maupun bersantai bersama orang maupun keluarga tercinta. Selain Pantai Paal ada banyak pantai cantik yang tidak kalah mempesona, sebut saja Pantai Sampiran dan Pantai Surabaya.
Salah satu pantai di Likupang (sumber: Kemenparekraf)
Selain kaya akan pemandangan indahnya berupa pantai, Likupang juga memiliki destinasi wisata perbukitan yang wajib dikunjungi. Pantai Pulisan tadi, misalnya, ternyata juga menyuguhkan panorama perbukitan dengan padang savana yang mempesona. Jadi, jangan heran jika ada juga yang menyebut lokasi ini dengan Bukit Pulisan.
Berkat keindahan panorama pantai dan perbukitan tersebut, tidak heran jika Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif (Kemenparekraf) menetapan Likupang sebagai satu di antara lima destinasi super prioritas di Indonesia.
Maka dari itu, untuk memaksimalkan potensi pariwisata dan ekonomi kreatif, peningkatan infrastruktur perlu dilakukan secara maksimal, mulai infrastruktur jalan, fasilitas air bersih, dan jaringan listrik memadai. Dengan demikian, generasi muda kawasan tersebut tidak harus bermigrasi ke Pulau Jawa demi mencari pekerjaan, tetapi mereka dapat memaksimalkan potensinya dengan membuka lapangan pekerjaan.
Bagi generasi muda yang telah mengenyam pendidikan pariwisata maupun perguruan tinggi, tentu telah dibekali mata kuliah kewirausahaan, sehingga saat terjun ke masyarakat, diharapkan ini adalah saat terbaik mereka mempraktikkan ilmu yang sudah dimiliki. Mereka dapat menggandengan teman-temannya untuk turut serta, bahkan bagi yang belum pernah mengenyam pendidikan pariwisata maupun perguruan tinggi. Tentu bekal mereka akan semakin lengkap jika ada program pelatihan wirausaha maupun industri kreatif dari pemerintah maupun swasta.
Pengembangan industri juga bisa dimaksimalkan dari segi kuliner. Likupang memiliki aneka makanan lezat yang sayang jika dilewatkan. Mencicipi lalampa (ketan berisi daging cakalang dan dibungkus daun pisang) saat lapar, tentu sangat nikmat rasanya. Belum lagi milu sira, pisang goroho goreng sambal roa, dan binta biluhuta akan siap memanjakan lidah pecinta kuliner.
Berbicara tentang potensi wisata, tentu tidak lepas dari promosi. Alangkah baiknya jika pemerintah, warga setempat, maupun generasi muda yang mulai merintis pengembangan kawasan Likupang, rajin mempromosikannya melalui media sosial, baik itu Facebook, Twitter, Instagram, dan sebagainya. Semakin banyak orang mengetahui Likupang, semakin besar pula optimalisasi kawasan ini. Tentu saja, ini akan memberikan kontribusi yang baik bagi warga setempat, terutama dari segi ekonomi dan bisnis.