Hari Natal sudah tinggal hitungan jari. Tidak heran kalau di mana-mana sudah tampak beragam hiasan Natal. Tidak hanya di gereja dan rumah umat Kristiani, pernak-pernik Natal juga terpasang dan menjadi atribut di pusat perbelanjaan baik offline maupun online, seperti lampu warna-warni, topi Santa, pohon cemara, salib, dan masih banyak lagi. Tidak heran, kalau kita juga menjumpai banyak juga pedagang musiman yang menjajakan pernak-pernik tersebut, mengingat ini adalah bisnis yang cukup menggiurkan pada akhir tahun.
Banjirnya pesanan juga dialami Anamaria H.P., salah satu perajin pernak-pernik di Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Wanita yang akrab disapa Mbak Ning ini mendapatkan banyak pesanan bahkan sejak beberapa bulan sebelumnya. Tak hanya dari kawasan Jawa Timur, permintaan juga datang dari Yogyakarta dan Pulau Bali. Ia tak membatasi konsumennya pada tingkat toko maupun tempat wisata religi seperti Gua Maria Puhsarang, tetapi juga sekolah, gereja maupun per orangan.
"Jadi, kami memproduksi pernak-pernik mulai Oktober, lalu mengirim ke toko-toko besar pada awal November. Harapannya, aksesoris Natal sudah bisa dipakai kaum Nasrani pada Desember."
Memasuki Desember 2017, Mbak Ning tak menampik bahwa usaha yang dikelolanya ini mengalami peningkatan hampir 70 persen dibandingkan hari biasa. Dalam sehari, ia dan sepuluh karyawannya yang merupakan warga sekitar mampu memproduksi lebih dari 100 karya. Tidak jarang, mereka harus menambah jam kerja untuk memenuhi permintaan konsumen.
Wanita berkulit kuning langsat ini mengawali usahanya sejak tahun 2007. Berawal dari memenuhi keinginan sang buah hati untuk merayakan Natal menggunakan topi santa, Mbak Ning berusaha mewujudkannya dengan menggunakan bahan-bahan yang ada di sekitarnya.
Namun siapa sangka, karya yang tadinya hanya untuk menyenangkan sang anak justru mendapat apresiasi dari jemaat di gerejanya sehingga tak sedikit orang yang tertarik untuk memilikinya. Bahkan berkat keuletan dan kreativitas tiada henti, ia tak hanya memproduksi topi santa tetapi juga beragam kreasi. Semua karyanya dipajang di galeri yang dibuatnya sendiri dengan label "Ning Craft".
Salah satu karya Mbak Ning yang banyak diminati adalah bando tanduk rusa. Saat berkunjung ke galerinya, saya sempat mempelajari pembuatan bando yang disukai anak-anak itu. Ternyata, caranya cukup mudah! Kalau mau tahu proses pembuatannya secara langsung, langsung saja tonton video liputan saya dan rekan berikut ini:
Pertama, potong kain flanel menyerupai tanduk rusa sebanyak empat buah. Kemudian, rekatkan dua potong kain menjadi satu dengan memberikan lem pada sisi-sisinya, kecuali satu sisi kecil.
Kedua, masukkan potongan karton untuk menjadi rangka dan dakron agar "tanduk rusa" menjadi empuk.
Ketiga, beri hiasan mengelilingi potongan kain flannel agar bentuk "tanduk rusa" semakin jelas, namun dengan penampilan yang lebih rapid an cantik.
Sementara itu, ambil bando kosongan, lalu lilit menggunakan pita berwarna hitam. Agar bagian ujung lebih rapi dan tidak menyakiti telinga saat digunakan, beri tambahan pita secukupnya. Setelah seluruh bagian bando dililit pita, "tanduk rusa" bisa langsung ditempel pada bagian atas bando. Agar tampilan lebih cantik dan rapi, beri sedikit kain renda untuk menutupi bekas tempelan "tanduk rusa".