Lihat ke Halaman Asli

Luana Yunaneva

TERVERIFIKASI

Certified Public Speaker, Hypnotist and Hypnotherapist

Angin Esok

Diperbarui: 11 Agustus 2016   11:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi Angin Esok (sumber: http://dopejohnsonx.tumblr.com/post/99695926468/magcon-preference-11)

 Gadis, basuhkan lelahmu
 Untaian nama kupanggil merdu
 Sajak esok tak berima
 Maukah engkau melengkapinya? 

 Wahai, pria berkacamata tanpa kuda
 Seruanmu menggetarkan jiwa
 Panah katamu mengandung candu
 Sekejap tapi lalu

 Kuletakkan kacamata di angin lalu
 Suaraku tidak sepanjang katulistiwa
 Gadis, aku tak mau kau mencanduku
 Jiwa ini ada yang punya

 Apalah dikata, candu itu canda
 Dipungut sakit, diabaikan perih
 Ibarat air mengalir ke muara
 Alur membawa cerita, bukan memilih

 Iya, gadis
 Hati teriris
 Percayaku
 Itu kuncianmu

 Warna katamu melambung
 Menjulang tinggi ke awan
 Aku anak putih abu-abu
 Pamitku pergi mengejar angan

Sabtu 6 Agustus 2016

Angin Esok merupakan Sekuel “Angin” bagian ketiga, proyek kolaborasi puisi Muhammad Taufan Ika Sakti dan Luana Yunaneva

Tulisan ini pertama kali diposting untuk Kompasiana 

Link Sekuel "Angin" bagian pertama: Angin Lalu  

Link Sekuel "Angin" bagian kedua: Angin Masa  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline