Lihat ke Halaman Asli

Lutfiya Tamami A

mahasiswa UNS

Tumbuhkan Kreativitas Warga, KKN UNS Ajak Ibu-ibu Dukuh Kanggungan Desa Wirun Buat Baju Tie Dye dan Scarf Ecoprint

Diperbarui: 9 September 2021   14:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di masa pandemi Covid-19 ini, masyarakat dituntut untuk mengurangi kegiatan di luar dan mobilitas. Dampak dari hal tersebut tentu dirasakan oleh semua masyarakat. Berbagai aspek dalam kehidupan mau tidak mau harus berubah untuk menyesuaikan keadaan. Desa Wirun sendiri dikenal sebagai desa yang memiliki potensi daerah sebagai tempat wisata dan juga memiliki potensi SDM yang cukup banyak. Maka, untuk memberdayakan masyarakat dalam upaya pengembangan kreativitas dan potensi diri, kami mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) mengadakan beberapa kegiatan untuk mendukung hal tersebut.

Kelompok 242 KKN Tematik UNS yang beranggotakan Vera Ivon Agustin (Kriya Seni), Sheva Yusuf Mahendra (Ilmu Hukum), Sansan Nugrahanti (Manajemen), Ummaya Lathifa Hasna (Pendidikan Ekonomi PTN), Sunnia Nadhira (Agroteknologi), Alfina Nur Rizky (Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)), Rozaqi Dauri Salam (Ilmu Sejarah), Lutfiya Tamami Al Husna (Pendidikan Kimia), dan Timur Abdia Oktavi (Pendidikan Teknik Mesin) melakukan KKN di Desa Wirun, Mojolaban, Sukoharjo. Program kerja (proker) yang tersusun berjumlah 9, dengan 2 proker utama dan 7 proker penunjang.

Sebagai salah satu proker utama Kelompok 242, Workshop Pewarnaan Baju dengan Teknik Tie Dye dan Pembuatan Scarf dengan Teknik Ecoprint menjadi pilihan yang dapat membuka peluang bagi masyarakat desa Wirun untuk membuat kerajinan dan dapat dipasarkan sebagai bentuk kerajinan khas Wirun. Kedua kegiatan tersebut dilaksanakan di Dukuh Kanggungan, Rt 01 Rw 07, Wirun, Mojolaban, Sukoharjo.

Workshop Pewarnaan Baju dengan Teknik Tie Dye dilakukan pada hari Minggu, 22 Agustus 2021 yang bertempat di rumah Ibu Slamet. Sedangkan Pembuatan Scarf dengan Teknik Ecoprint dilaksanakan seminggu setelahnya yakni pada hari Minggu, 29 Agustus 2021.

hasil-baju-tie-dye-61345ec131a2874f3b0d7084.jpeg

penjemuran-scarf-jpg-61345ed331a2875e5a268d83.jpg

Bahan-bahan yang diperlukan untuk Workshop Pewarnaan Baju dengan Teknik Tie Dye antara lain baju putih, pewarna, water glass, dan karet gelang. Untuk proker Pembuatan Scarf dengan Teknik Ecoprint, bahan-bahannya yakni kain putih panjang, daun jati yang memiliki pigmen ungu, bunga kenikir, dan air tawas.

"Perbedaan kedua proker tersebut ada pada teknik mewarnai kainnya. Tie dye merupakan teknik mewarnai kain melalui pembuatan ikatan tertentu yang nanti di celup dalam cairan pewarna. Untuk teknik ecoprint sendiri merupakan teknik memberi pola pada bahan atau kain menggunakan bahan alami seperti daun, bunga, batang, atau bagian tumbuhan lain yang menghasilkan pigmen warna", ujar Vera, Ketua Kelompok KKN 242 sekaligus koordinator kedua proker tersebut. Dirinya juga menyatakan dengan diadakannya kedua kegiatan tersebut, dapat membuka peluang usaha dan meningkatkan ekonomi kreatif di Desa Wirun.

Harapannya, masyarakat dapat mengembangkan usaha dari ilmu yang telah diberikan. Selain itu, kegiatan tersebut juga dapat menjadi pengisi waktu luang di rumah ketika pandemi. 

Ibu Slamet sebagai salah satu warga yang mengikuti kegiatan tersebut menyampaikan terimakasih kepada mahasiswa KKN 242 yang memberikan ilmu baru kepada Ibu-ibu di Dukuh Kanggungan. "Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada mba dan mas yang sudah mengajari kami cara membuat baju tie dye dan juga scarf dengan teknik ecoprint" pungkasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline