Lihat ke Halaman Asli

Memaku Pohon Menyemai Bencana

Diperbarui: 17 Juni 2015   11:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1423660043202250771

[caption id="attachment_350647" align="aligncenter" width="336" caption="Dok.Pribadi"][/caption]

Adanya pepohonan di tengah kota memiliki banyak fungsi. Tidak sekedar mempercantik wajah kota, tapi juga penyegar udara, peredam kebisingan dan sebagainya. Tapi tak jarang pepohonan juga menjadi sumber malapetaka, yakni ketika tumbang menimpa gedung, manusia dan kendaraan.

Jatuhnya korban jiwa akibat pohon tumbang sudah sering terjadi, dan itu karena minimnya perhatian pemerintah dan masyarakat terhadap kesehatan pepohonan.Bahkan tak jarang warga kota kerap ikut merusak pepohonan yang ada.

Aktivitas penggalian tanah untuk pembangunan sering merusak akar pohon. Juga pemasangan spanduk, bendera, advertensi dengan memaku pohon adalah penyebab terganggunya kesehatan pohon. Batang pohonyang dipaku, tentu akhirnya membusuk, sehingga daya tahannya berkurang. Dengan sedikit tiupan angin, pohon tersebut bisa mendadak tumbang dan dapat menimpa siapa saja.

Karena itu, kebiasaan memaku pohon sama artinya dengan menyemai bencana. Dan mereka yang melakukannya identik dengan teroris lingkungan (Environment Terorist).

[caption id="attachment_350648" align="aligncenter" width="337" caption="Dok.Pribadi"]

14236601513251174

[/caption]

Sayangnya, kebiasaan seperti ini kurang mendapat perhatian dari instansi yang berwenang merawat pohon. Pada hal untuk anggaran pemeliharaan pohon sudah cukup tersedia. Karena itu, pembiaran perilaku memaku pohon dapat jadi tolok ukur rendahnya kinerja aparat yang membidangi urusan ini.

[caption id="attachment_350649" align="aligncenter" width="420" caption="Dok.Pribadi"]

1423660244423574722

[/caption]

Kita tentu berharap masalah yang tampak sepele namun bisa berdampak serius ini mendapat perhatian Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat.

Salam

PAULUS LONDO

Ketua LS2LP (Lembaga Studi Sosial, Lingkungan & Perkotaan)/Koordinator SUAR (Suara Akar Rumput)

[caption id="attachment_350650" align="aligncenter" width="301" caption="Dok.Pribadi"]

1423660282707148581

[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline