Lihat ke Halaman Asli

Linda SeplianaLio

Mahasiswa D-IV Teknik Pesawat Udara Politeknik Penerbangan Indonesia Curug

Kurangnya Kejujuran di Kalangan Generasi Z: Dampak dan Solusinya

Diperbarui: 20 Agustus 2024   16:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Kejujuran merupakan salah satu nilai fundamental yang menjadi dasar dari perilaku moral dan etika. Namun, di kalangan generasi muda Indonesia, terdapat kekhawatiran akan semakin menurunnya nilai kejujuran. Fenomena ini tidak hanya mempengaruhi individu, tetapi juga memiliki dampak yang signifikan terhadap masyarakat dan bangsa secara keseluruhan.

Mengapa Kejujuran Semakin Terpinggirkan?

Terdapat beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kurangnya kejujuran di kalangan anak muda. Salah satunya adalah tekanan sosial yang semakin tinggi. Dalam survei yang dilakukan oleh UNICEF, anak muda di Indonesia menyatakan bahwa mereka merasakan tekanan yang lebih besar untuk sukses dibandingkan generasi sebelumnya. Tekanan ini sering kali mendorong mereka untuk mengambil jalan pintas, termasuk berbohong, untuk mencapai tujuan mereka. Selain itu, pengaruh media sosial yang begitu kuat juga telah mengubah cara pandang kaum muda terhadap kejujuran, di mana pencitraan diri yang positif sering kali lebih diutamakan daripada integritas (UNICEF).

Dampak Kurangnya Kejujuran

Kurangnya kejujuran bukan hanya sekadar masalah moral, tetapi juga dapat menimbulkan dampak yang lebih luas. Secara individu, berbohong dapat menyebabkan stres dan kecemasan, yang dalam jangka panjang dapat mempengaruhi kesehatan mental. Sebuah studi menunjukkan bahwa individu yang lebih sering berbohong cenderung mengalami gangguan psikologis seperti depresi (tirto.id).

Secara sosial, rendahnya tingkat kejujuran dapat merusak tatanan masyarakat. Dalam konteks yang lebih luas, kurangnya kejujuran dapat mempengaruhi ekonomi dan pemerintahan. Misalnya, ketidakjujuran dalam bisnis dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang besar, dan pada tingkat pemerintahan, dapat memicu korupsi yang lebih merajalela (tirto.id).

Contoh Nyata: Rendahnya Tingkat Kejujuran di Indonesia

Hasil penelitian yang mengukur tingkat kejujuran masyarakat di berbagai negara menunjukkan bahwa Indonesia berada di posisi yang cukup rendah. Dalam eksperimen yang dilakukan di 40 negara, Indonesia menempati peringkat 33 dalam hal pengembalian dompet yang hilang. Hanya sekitar 40% orang Indonesia yang mengembalikan dompet yang ditemukan, meskipun dompet tersebut berisi uang (tirto.id). Hal ini mencerminkan bahwa meskipun nilai kejujuran masih dijunjung tinggi secara normatif, dalam praktiknya, nilai tersebut sering kali diabaikan.

Upaya Membangun Karakter Jujur di Kalangan Anak Muda

Membangun kembali karakter jujur di kalangan anak muda Indonesia memerlukan pendekatan yang komprehensif. Pendidikan karakter di sekolah dan keluarga harus diperkuat, dengan memberikan contoh nyata tentang pentingnya kejujuran dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, perlu adanya peningkatan kesadaran akan dampak negatif dari ketidakjujuran, baik bagi individu maupun masyarakat luas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline