PEMBERDAYAN MASYARAKAT PETANI SAWAH (STUDI KASUS DI KENAGARIAN PARIT MALINTANG)
Anisa Sardelina, Galuh Triani, Hameisha Dwi Putri
1Departemen Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
ABSTRACT
The purpose of this research is to ascertain how the Nagari Parit Malintang community is empowered. Utilization of a purposive method to identify study participants. Utilizing qualitative analysis to analyze the data. The results of the study show that community empowerment in Nagari Parit Malintang can involve the active role of the community, government and the private sector. Rice production is highly dependent on two variables, namely harvested area and yield per hectare, with the understanding that production can be increased if the harvested area has increased or productivity per unit area must be increased.
Therefore, to increase rice production, factors that influence production must be considered, such as: soil fertility, capital, superior varieties/seeds, fertilizers, medicines and pest control. If all factors of production are combined, the increase in paddy rice production will increase. Therefore, with the existence of community empowerment, the production of paddy rice in Nagari Parit Malintang has begun to increase, seen from the farmers' harvest season on farmers' productive land on an area of 162 hectares and a production of 4.46 tons/ha.
Keywords: empowerment; farmer; production
PENDAHULUAN
Salah satu Nagari yang ada di Kecamatan Enam Lingkung adalah Nagari Parit Malintang. Ini adalah salah satu Nagari dan terdiri dari sembilan Korong yang luasnya sekitar 3.780 Ha atau 19,34 km2. Dilihat dari topografi dan struktur tanahnya, Nagari Parit Malintang memiliki ciri khas seperti persawahan dan perbukitan dengan ketinggian antara 118 dan 150 meter di atas permukaan laut.
Jika dilihat dari kemampuan sumberdaya alam nagari Parit Malintang memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi daerah penghasil produksi beras, dengan asumsi masyarakat Nagari memahami bahwa bercocok tanam dapat dimanfaatkan sebagai sumber daya untuk dapat menjamin masa depan mereka.
Namun demikian, terdapat berbagai kendala utama yang sangat mempengaruhi mengapa Nagari Parit Malintang belum berkembang secara serius dalam bidang pertanian khususnya produksi beras, karena keterbatasan psikologis masyarakat yang tidak sepenuhnya sadar bahwa tanah mereka dapat dimanfaatkan sebagai mata pencaharian utama, tingkat pendidikan masyarakat nagari Parit Malintang masih rendah oleh karena itu para petani masih banyak menggunakan cara tradisional dibandikan dengan cara modern sehingga hasil panen hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka, tidak adanya modal sehingga dapat mempengaruhi energi masyarakat setempat dalam menjalankan pekerjaannya, serta kelembagaan yang tidak berjalan semana mestinya, kelembagaan desa ini dipandang sebagai salah satu pendukung untuk memberikan informasi terupdate sehingga munculnya ide-ide baru di dalam masyarakat.