Lihat ke Halaman Asli

akhir.nya

Diperbarui: 24 Juni 2015   08:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Akhirnya surat sampai kepada tuannya. Surat yang dirangkai selama berbulan-bulan akhirnya terlepas dari sangkarnya. Menghirup udara bebas dan hinggap di pundak seorang lelaki berkacamata itu. Berkata sambil menari serta menyanyikan banyak lagu cinta yang selama ini hanya bisa ia simpan di balik amplop yang tertutup rapat.

Akhirnya kini cinta bermuara di hati seorang lelaki, tetapi hanya bermuara dan tidak mengalir. Tidak apa. Setidaknya cinta tersebut akan tetap menjadi penyejuk hati walaupun tinggal menunggu keruh. Cinta tidak mampu mengalir keseluruh organ tubuhnya. Tetapi tidak apa. Dengan diam cinta mampu bertahan.

Akhirnya manusia jatuh cinta. Jatuh cinta kepada orang yang tepat dan orang yang salah. Jatuh cinta karena hati dan pikiran, membawa egoisme dan nafsu dalam hari-harinya. Setelah jatuh cinta ini maka manusia akan menangis dan bahagia, membawa bunga dan kondom, tetapi berharap satu tujuan yang sama. Kebahagiaan.

Dan akhirnya aku menjadi pemberani. Berani untuk berucap tanpa berharap. Berani untuk terluka tanpa berobat. Dan berani untuk tersenyum tanpa kegundahan. Itu yang pada akhirnya ku sebut sebagai keikhlasan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline