- KGPAA mangkunegara IV
Kanjen Gusti Pangeran Adipati Arya Mankunegara IV (KGPAA Mankunegara IV) lahir pada tanggal 3 Maret 1811 (8 Sapar 1738, Pahin, Windu Sankaya, Jawa Jumakil, Senin) dengan nama gadis Raden Lahir di Mas Sudira. Ayahnya bernama KPH Adiwijaya I dan ibunya adalah putri KGPAA Mankunagara II bernama Raden Agyen Sekeli. KPH Adiwijaya I merupakan anak dari Raden Mas Tumengun Kusumadiningrat, menantu dari Sri Susufunan Pakubuwono III, dan R.A Sekeli merupakan putri dari KGPAA Mankunagara II. Lalu ada silsilah R.M. Silsilah Sudhira merupakan cucu dari KGPAA.
Pada masa pemerintahannya, Keraton Mankunugaran menulis sekitar 42 kitab, termasuk Serat Wedatama dan beberapa karya gamelan. Salah satu karyanya yang terkenal adalah Ketawang Puspawarna yang juga dikirim ke luar angkasa pada tahun 1977 melalui Voyager Gold Plate yang menaiki pesawat luar angkasa tak berawak Voyager 1. Atas prestasi sastranya, khususnya sebagai pencipta Serat Wedatama, Raja Minnesota IV secara anumerta dianugerahi Penghargaan Bintang Mahaputra Adipradhana dari Pemerintah Indonesia melalui Keputusan Presiden RI Nomor 33/TK/2010 yang diberikan kepada Susilo kepada para delegasi. Pada 3 November 2010, Bambam Yudovono dihadiahkan kepada seorang kerabatnya.
Arti "Serat Wedatama" Dilihat dari arti katanya, "Wedatama" berasal dari bahasa Sansekerta. Weda Tama: Menurut Kamus Kawi Indonesia karya L. Mardiwasito, kata "Weda" berarti ilmu,[9] dan kata pokok "Tama" berarti "baik". [10] Menurut R. Tanojo arti kata Wedatama berarti anak Pepatkanning. Wedha berasal dari kata pepachem (pasokan) dan tama/main, dan artinya anak. Pepatkaning Putra artinya bimbingan kepada putra dan putri. Weda adalah Kaul (Jawa): Ilmu/Ilmu/Ajaran, Tama adalah Utarna: Baik, Mulia, dsb. Jadi Wedatama adalah ilmu/ilmu/ajaran agar setiap manusia memperoleh/berhati/jiwa yang baik/mulia. S.De Jong mendefinisikan Wedatama sebagai "ajaran kesempurnaan", sebuah puisi pendek namun terkenal di mana para priyai berisi petunjuk praktis tentang cara mengatur kehidupan mereka.
Kepemimpinan merupakan kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang berbeda secara lokal, regional, nasional dan di berbagai belahan dunia (Rasim, 2014).
Pemimpin dan kepemimpinan mengarahkan organisasi dan pemerintah untuk mengelola hubungan internal, eksternal, dan internasional untuk mencapai tujuan bersama, termasuk ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya, hukum, pendidikan, perdagangan dll. Dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup suatu bangsa dan masyarakat.
Kepemimpinan banyak mendapat perhatian pada masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Jawa. Salah satu latar belakang kepemimpinan pada masyarakat Jawa adalah raja. Dalam pandangan filsafat Jawa , raja adalah wakil Tuhan atau penjelmaan Tuhan.
Raja merupakan pemimpin dan wakil Tuhan yang bertugas menciptakan kehidupan yang harmonis antara manusia, alam, dan Tuhan (Susanto, 2014). Kepemimpinan dalam Budaya Jawa banyak contohnya dan diwujudkan dalam bentuk ajaran. Salah satu dari ajaran kepemimpinan terdapat dalam Serat Wedatama. Kepemimpinan dalam Serat Wedatama tahun meniru kepemimpinan Panembahan Senapati raja Mataram tahun. Penedobahan Senopati bersifat proaktif, mempunyai tekad yang kuat, selalu bekerja, selalu menjaga hati untuk hidup sederhana, dan selalu memastikan hati orang lain dalam keadaan tenteram (Wibawa, 2010).
Salah satu karya sastra Jawa yang memuat ajaran kepemimpinan adalah Serat Wedatama karya Mangkunegara IV. Ajaran kepemimpinan Serat Wedatama mewajibkan untuk menaati aturan dan tugas hidup yang diwarisi nenek moyang yaitu wirya - arta -winasis. Wirya adalah kebangsawanan dan kekuasaan, Arta adalah kekayaan, dan Winasis adalah ilmu. Ketiga pedoman hidup ini harus dicapai. Jika salah satu dari ketiganya tidak tercapai, maka harga diri orang akan hilang, bernilai lebih dari sehelai daun jati kering, dan pada akhirnya hanya orang yang menderita, menjadi pengemis dan penyintas. Konsep Kepemimpinan Serat Wedhatama merupakan salah satu model kepemimpinan yang saat ini sedang mengalami krisis. Oleh karena itu, perlu adanya pemutakhiran kembali terhadap ajaran kepemimpinan dalam Serat Wedatama.
Cerato Kepemimpinan Wedama tetap sangat penting dalam situasi saat ini. Ajaran kepemimpinan dalam Serat Wedatama harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai teladan kepemimpinan khususnya bagi generasi muda.
- Ajaran Kepemimpinan dalam Serat Wedatama
Serat Wedatama merupakan salah satu kitab Jawa kuno yang memuat ajaran luhur dan lukisan yang memuat konsep ketuhanan, kemasyarakatan, dan kemanusiaan. Konsep ketuhanan dirumuskan pada masa Aji dengan menggunakan istilah agama.