Lihat ke Halaman Asli

Ely yuliana

Tulisan saya banyak salah ketik 🙂

Miris! Kenapa Jokowi Tak Melakukannya?

Diperbarui: 18 Juni 2015   05:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mari kita kilas balik tentang cerita dan tuduhan kecurangan yang terus di tujukan kepada Jokowi.

Katanya Jokowi kafir dan di dukung oleh pengusaha kakap yang kafir juga. Yang di dukung oleh orang-orang kaya dan non muslim itu siapa?, bukankan adik pak prabowo dan keluarga semuanya non muslim?, kenapa yang di fitnah PKI dan non muslim Jokowi?. Beruntung Jokowi tak pernah terpancing untuk membalasnya dengan menghebuskan isu yang sama yakni isu sara, padahal peluang itu sangat besar untuk menjatuhkan lawan Jokowi pada saat itu.

Jokowi mengerti betul, bahwa isu sara seperti itu akan sangat sensitif di jadikan sebagai alat untuk menjatuhkan lawan dalam sisitem demokarasi di manapun, dan beliau tau hal itu sangat tak elok bagi persatuan rakyat Indonesia yang multi kultur dan terdiri dari beragam suku dan agama.

Yang sudah jelas rekam jejaknya itu siapa?, bukannya Jokowi di mana-mana sudah jelas terasa prestasinya. Jangankan kita bicara tentang Solo, bahkan di jakarta yang masalahnya sudah sangat akut saja, dalam hitungan dua tahun saja sudah bisa terasa perubahannya.

Lihat bagaiman waduk pluit sekarang, rasakan bagaimana sekarang mudahnya bagi semua orang terutama orang miskin mengurus KTP, Betapa merasa tertolongnya orang miskin di Jakarta ketika mereka sakit karena adanya program KJS Jokowi, Betapa bersyukurnya orang miskkin karena pendidikan mereka tertolong dengan program KJP Jokowi.

Tapi kenapa kubu Prabowo yang hanya baru wacana dan rencana, oleh pendukungnya sudah lebih di anggap nyata?.Prabowo bisa kaya dari mana? Pernahkah itu di pertanyakan? Uang triluyan di hamburkan bukan untuk menolong rakyat tapi untuk kampanye bertaun-taun lamanya.

Bukankah yang memiliki penghitungan suara abal-abal itu ada di pihak prabowo?, hingga lembaga penghitungan suara semuanya meragukan dan nama lembaga survey yang di pake namanya masih jauh dari meyakinkan?, sementara Jokowi selain di dukung olehh sembilan lembaga survei, juga menggunakan lembaga survey RRI yang sudah jelas dari dulu jejak rekamnya dan kredibiltasnya bisa di percaya, sejak zaman adanya penghitungan cepat hasil pemilihan. tapi masih saja Parbowo yang merasa benar dan Jokowi yang curang.

Bukankah yang memiliki statsiun TV yang mendukung Parbowo begitu banyak? Dari mulai TV One yang kerap tidak kira-kira membodohi masyarakat dalam memberikan berita, sampai statsiun televisi milik Hari Tanoe yang jumlahnya seabreg, semua dikerahkan untuk menggempur dan menjelekan Jokowi.

Sementara Jokowi hanya memiliki satu statasiun televisi yang mendukungnya yakni Metro TV, itupun Metro TV tidak sejahat televisi kubu Prabowo dalam menayangkan berita untuk mendukung Jokowi, masih termasuk sopan dan beretika dan bukan black campaign, tapi  Masih saja Metro di pertanyakan "apa salah saya kepada Metro?", itu pertanyaan Prabowo kepada jurnalis Metro. Padahal kalau Jokowi mau membalikan, beliau juga berhak nanya juga kepada TV One dan komplotannya, apa salah Jokowi kepada TV tersebut, yang kerap menayangkan berita yang jahat sekali tentang Jokowi. Tapi itu pun tak di lakukan oleh Jokowi.

Bukan kah yang memiliki harian berita obor rakyat yang sangat tidak beretika juga dari kubu Prabowo?, juga sejumlah harian berita abal-abal yang di buat khusus untuk menjatuhkan Jokowi dengan sasaran kelas bawah yg masih mudah di goyang oleh isu sara, hingga berhasil menghasut sebagian besar warga yang masih sangat panatik dan mudah percaya akan isu sara di tambah ada campur tangan pemimpinnya.

Bukan kah yang banyak menemukan kecurangan itu di kubu Jokowi, dari mulai pemilian di madura yang pemilih jokowi di nyatakan nol, tapi kenyataanya warga banyak yang protes kalau penduduk di situ banyak yang merasa telah memilih Jokowi, sampai di Malaysia di mana jumlah pemilih yang masuk lebih banyak dari keberadaan orang indonesia itu sendiri di Malaysia, belum lagi kejanggalan-kejanggalan lainnya yang banyak di temui di setiap TPS, semua terbuka dan di opload di facebook, bukan hanya koar-koar merasa di curangin tapi buktinya kami tidak bisa melihatnya dengan alasan terakhir di kabarkan hilang?.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline