Kemarin saya mengajak kedua anakku nonton dalam rangka mengisi liburan yang murah meriah. Dalam film itu cerita intinya perjuangan sebuah keluarga Orang utan yang asalnya hidup bahgia dan sejahtara loh ji nawi tidak kurang sandang dan pangan, yang sedang bermain-main dengan riangnya di hutan mereka, di antara rerimbunan pohon dan hutan lebat surga mereka serta beribu marga satwa.
Sejumlah marga satwa saling bercengkrama dan beraneka pohon yang usianya hingga ratusan bahkan mungkin ribuan tahun ada di sana. Tiba-tiba, kebahagiaan mereka habis tergerus oleh bencana yang tiba-tiba terjadi, karena pembalakan liar yang membuat keluarga Orang utan babak belur dan tak karuan. Kedua orang utan mati dan rumah mereka menghilang. Sebelum diperlihatkan siapa yang melakukan itu semua. herannya Ghaisan langsung menduga dan mengatakan, "Mama, Itu ulah manusia kan Mam.?"Tanya Ghaisan sambil wajahnya terlihat sedih karena ia merasa sangat kasihan kepada kedua orang Utan yang kehilangan rumah mereka, kehilangan hutan dan orang tua mereka juga teman-temannya.
Pesan saya kepada anak cucuku, mungkin kalian di masa depan akan hidup di dalam tabung-tabung udara bersih yang harus kalian bayar karena udara di dunia ini sudah tak lagi gratis dan tak akan lagi mampu memberikan kebaikan bagi tubuh kalian, Mungkin kalian di masa depan harus hidup di antara tanah yang selalu goyah karena bumi ini telah tak lagi memiliki kekuatan untuk bertahan, kalian harus mulai belajar membiasakan paru-paru kalian menjadi insang supaya kalian bisa hidup di dalam air yang selalu datang menjadi benacan di musim hujan Maafkan oarngtuamu Nak, bila nanti kalian tidak tahu bagaimana rupa wujud dari orang Utan itu, Mungkin nanti kamu tak akan bisa menikmati lagi suara alam dan hutan yang hijau dan anker penuh misteri dan penuh keramahan, mungkin nanti kamu tak akan mudah menarik satu tarikan napas bebas di alam ini karena dunia ini telah penuh dengan kenistaan semata. Anak dan cucuku, kalau saja kamu tahu, emak sedih, melihat betapa hutan dan bumi terus di ekploitasi, di bongkar dan di gali untuk menyenangkan diri pribadi dan demi bisa narsis memiliki rumah dari kayu mahal dan tua, memiliki batu alam dari perut bumi yang mengharuskan merusak tanaman di sekitarnya, memiliki mobil Ferari dan tas Hermes demi bisa pamer dari hasil membabat hutan untuk dijadikan tambang batu bara dan kebun kelapa sawit.
Nak, Kini sudah terbukti bahwa manusia itu memang makhluk yang mulai, inilah buktinya kemulyaan manusia di muka bumi ini. Salam sedih Ely Sumber Photo http://www.kaskus.co.id/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H