Lihat ke Halaman Asli

Filterisasi Konten Dewasa Belum Maksimal Atau Memang Tidak Mampu?

Diperbarui: 26 Juni 2015   09:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

12954439911612931876

[caption id="attachment_84249" align="alignleft" width="248" caption="Situs Porno Blokir"][/caption] Filterisasi konten dewasa yg diterapkan di Indonesia memang masih jauh dari kata-kata efektif, beberapa situs dewasa yg menyediakan banyak konten porno pun masih bisa diakses secara bebas melalui ISP indonesia. Realita yg ada masih banyak situs berisi ribuan video dewasa masih bisa diakses. Kampanye anti pornografi yg banyak diserukan nampaknya bakal menjadi asap rokok saja, yg sesaat mengepul tebal lalu hilang dihembus angin. Memang beberapa situs dewasa sdh berhasil di blokir oleh internet provider indonesia, sebut saja youporn yg memang menyediakan ribuan video streaming Blue Film. Tapi lainnya? tentu saja masih banyak bergentayangan mulai dari situs cerita panas, gambar telanjang, hingga vdownload video dewasa seperti di tube8, redtube, dll. Belum lagi situs bikinan anak negri yg menjurus ke penyediaan konten porno, memang kini tidak ada situs semacam 17tahun.com yg dulunya menyediakan ribuan cerita panas, tapi? kloningan dri situs tersebut makin menggila, tak hanya konten cerita namun sdh merambah download materi pornografi. Menilik fakta diatas, apakah filterisasi konten dewasa bisa dikatakan berhasil? seperti yg digembor-gemborkan menkominfo akhir2 ini. Atau memang mereka tidak mampu atau tidak memiliki teknik jitu untuk melakukan pemblokiran itu? Beberapa ahli IT memang mengakui bahwa sangat sulit menemukan ramuan filterisasi yg manjur. Filterisasi tidak hanya melalui pemblokiran konten dewasa lewat ISP atau Penyedia jasa telekemonikasi (misal, blackberry). Tapi yg paling tepat memang dari individu masing, disini kesadaran individu memang sangat diperlukan semisal : 1. Kesadaran Individu orang tua untuk mau mendidik anaknya dalam hal penggunaan internet yg sehat. 2. Kesadaran Individu para pemilik warnet untuk mau membatasi pengaksesan situs yg berbau dewasa. 3. Kesadaran Individu para pekerja dunia maya, misal: seorang blogger. Sebisa mungkin tutuplah kata kunci pencarian yg berhubungan penyediaan konten dewasa. Misal: Memposting tulisan dgn kata kunci dewasa yg banyak beredar, namun jangan pernah memberikan konten nya. seperti pada situs : www.situsbersih.com, atau postingan dgn judul "tube8" di Media Download Gratis. Ada beberapa praktisi berpendapat bahwa, pendidikan internet yang sehat bisa dijadikan sebuah muatan lokal di sekolah agar anak didik tidak menyalah gunakannya. Tapi? kembali lagi pada individu pribadi kita sendiri. atau anda punya usulan lain? silahkan berkomentar..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline