Lihat ke Halaman Asli

Kecil-kecil Jadi Pengusaha *Sebuah Cerita Masa Kecil

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adalah tentang awal mula insting entrepreneurship  seorang Husna,Seorang anak kelas Tiga SD yang lahir  dari keluarga  karyawan awalnya malu,keenakan dan akhirnya keterusan.Saya yakin setiap orang juga punya cerita masa kecil yang indah seperti saya.Saya yakin masih banyak husna -Husna lain disekitar kita.Dan saya yakin kita semua siapapun bisa  saja memempunyai bakat  pengusaha dimasa kecilnya.karena itu adalah tetes air yang suatu saat akan menjadi gelombang ombak,yang tak akan bisa dihalangi.Tinggal digunakan menjadi air bah yang membahayakan, sungai yang mensejahterakan, atau mengendap kering atau  menguap. Bahkan Saat  itu  tidak tau apa itu bisnis dan saya tidak sadar telah melakukan bisnis namun praktek - praktek bisnis sudah saya jalankan sejak usia 8 tahun. Dan saat itu yang saya punya adalah: 1.KEBERANIAN.Masih teringat orang tua saya punya kebun salak cukup luas yang tiap empat hari sekali penen.Bukan karena tidak ada uang,tapi  ibu saya  membekali sekresek penuh buah salak dan tidak pernah mengatakan apapun kecuali " ya terserah kamu mau diapakan buah salak itu".Awalnya  dibagi – bagikan saja sampai beberapa hari,dan suatu hari saya uang saku saya habis dan  baru sadar kalau tidak punya uang saku sama sekali, akhirnya berfikir bagaimana menjadikan buah salak ini menjadi kue atau minuman lain akhirnya  saya beranikan diri  menjualnya. ketakutan,malu,gengsi  bagaikan batu besar jika kita bisa memecahkan maka  dibaliknya ada jalan yg bisa dilewati.Diejek, dijahilin,menjadikan saya semakin tertantang walau kadang sampai kelahi gara - gara  hal itu. 2. BERANI BEDA ATAU INOVASI..Dengan modal Rp.2500 hasil penjualan salak dan tabungan pribadi, saya belikan  kerts HVS dan satu set spidol warna.Kebetulan saya  punya hobby  menggambar manga  maka  CANDY - CANDY  tokoh komik Candy – Candy menjadi tokoh utama karya saya.Dan dijadikan  kertas dan amplop surat.Inilah yang dinamakan inovasi karena pada waktu itu belum ada SMS apalagi facebook .lalu saat itu saya berfikir,bagaimana caranya surat dan amplop ini laku.Tak kehabisan akal Husna kecil yang sedikit tomboi, jahil punya ide nyleneh. Akhirnya teman sekelas yang jadi korban.koq korban?? la iya...waktu itu kelas5 SD   masa mulai puber dan cinta monyet .Akhirnya saya comblangi teman - teman sekelas.Dan hampir semua teman sekelas punya pasangan masing - masing,kecuali saya.hehehehe....Merekalah akhirnya yang jadi  pelanggan kertas dan amplop surat made by Husna. 3.BERANI MENAWARKAN ATAU MEYAKINKAN.Insting pengusaha saja tidak cukup berhenti di inovasi produk namun pemasaran usaha yang juga juga bergerak dibidang jasa,yaitu jasa pembuatan surat cinta dan puisi...HAH>>???:D    Saya tawarkan  pesan satu set  kertas dan amplompnya harganya Rp.5000 dan tambah Rp.3000 untuk pembuatan puisinya.Bisa dibayangkan berapa omzet ku waktu itu.Siswa Satu kelas ada 37 siswa yang berpasangan ada  16 pasang  dan rata - rata memesan 1 set kertas surat tiap minggunya plus 3 puisi.saya meyakinkan mereka bahwa puisi  surat saya dijamin tidak ada yang menyerupai atau ditulis ulang.Walaupun akhirnya usaha produksi kertas surat dan jasa pembuatan puisi harus berakhir gara - gara  saya ketahuan oleh wali kelas dan sempat disidang di ruangan kepala sekolah. Kita kembali ke pembahasan kita,jadi jika  kita belum memiliki pengalaman saat memulai usaha, merupakan sesuatu yang wajar. Pengalaman akan didapatkan seiring perjalanan usaha. Tidak ada seseorang yang tiba-tiba ahli dalam bidang apapun, semuanya melalui proses belajar. Sayangnya menjadi pengusaha sebenarnya tidak ada sekolahnya, sehingga trial and error menjadi salah satu metode yang paling sering digunakan. Dengan semangat dan keinginan untuk terus menambah ilmu dan pengalaman dari orang - orang yang telah sukses terlebih dahulu.Jika Anda lulus maka kesuksesan yang Anda raih, jika belum maka kesuksesan Anda akan tertunda. Kesuksesan seorang pengusaha ditentukan oleh berapa kali ia lebih banyak bangun dari kegagalan.Seperti saat Husna kecil berbisnis kertas surat dan jasa pembuatan surat cinta Sampai akhirnya,semuanya terbongkar karena wali kelas bingung dengan menurunnya nilai anak didiknya.dan menangkap basah teman  yang mengirim surat dan puisi hasil karya saya .Dan kami  disidang dikantor akhirnya kegiatan jual beli kertas surat dan jasa pembuatan puisi berhenti. Apakah perjalanan pemilik insting Interpreneur berhenti sampai disini???Tidak Bissa....!! To be continue..... Jika sampai disini, masih ada keraguan untuk memulai usaha, saya khawatir Anda belum memiliki mindset seorang pengusaha. Mindset adalah pola pikir. Seorang Husna kecil melihat kendala sebagai peluang. Ketika ibu nya  sengaja hanya memberikan sekantong buah salak dan bukan uang dia berfikir bagaimana bisa menikmati jajanan yang lain, menjualnya dan mendapat uang.Orang-orang perkotaan memiliki budaya malas dan memiliki waktu terbatas untuk mencuci, seorang pengusaha mendirikan usaha laundry. Dengan mindset ini, seorang pengusaha bisa struggle dan survive. Mulai dari sekarang rubahlah mindset Anda. Jika mindset ini sudah terbangun, maka Anda akan memiliki banyak akal, berpikir tidak linier dan mampu mengatasi segala masalah. Ada pameo, lebih baik menjadi kepala semut daripada ekor gajah. Dengan menjadi pengusaha, kita menjadi kepala, bukan ekor. Apakah kemudian badan kita besar atau kecil, tentu tergantung bagaimana kita mengelola usaha kita. Dengan makin majunya ilmu managemen, makin mudah mengelola manajemen perusahaan. Jadi beranikan diri Anda menjadi kepala.????

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline