Kamis kemarin kebetulan tanggal merah dan cuaca cerah, kami pun secara spontan memutuskan untuk jalan keluar. Tempat yang dituju tidak begitu jauh dan hanya sekitar 80 km dari kota München. Pegunungan Blomberg atau di Jerman disebut Bayerische Voralpen karena lokasinya berada di depan pegunungan Alpen. Perjalanan yang ditempuh kurang lebih sekitar 1 jam saja.
Untuk menuju tempat ini menjadi sebuah kenikmatan tersendiri ketika melewati jalan tol jurusan Garmisch karena letaknya memang berdekatan. Garmisch dikenal dunia karena tempat ini pernah dijadikan lomba ski oliympiade 1936 dan sekarang masih difungsikan sebagai objek wisata penggemar ski.
Di sepanjang jalan tol kebetulan sepi hingga bisa menikmati keindahan hijaunya pohon-pohon dan landscape yang menawan. Salah satu jalan tol terbaik yang berada di Jerman dengan pemandangannya.
Panorama yang tidak kalah menariknya sewaktu memasuki jalan antar desa. Selain landscape yang kehijauan dengan padang rumput, terlihat juga segerombolan binatang ternak seperti kuda dan sapi.
Tidak berapa lama sampailah ke tempat tujuan dan terlihat lapangan parkir yang luas mulai dipenuhi mobil. Setelah mendapatkan tempat parkir dan mengambil karcis di mesin automatis seharga 2 € (murah banget) untuk seharian, kami pun mendatangi ruang informasi.
Untuk mencapai puncak dengan ketinggian 1248 meter diatas permukaan laut, ada 3 cara yang bisa dilakukan. Naik kereta gantung atau berjalan kaki.
Bila ditempuh dengan berjalan kaki ada 2 jalan menjadi pilihan. Pertama dengan jarak sekitar 5 km karena jalannya lebih menanjak atau 7 km yang agak lebih datar. Beralasan karena dari rumah memang kami berniat untuk mendaki dan sedikit berolahraga, lalu kami pun memilih mengambil jarak yang 5 km karena lebih dekat walau perjalanannya lebih sulit dan butuh tenaga ekstra.
Beberapa rombongan keluarga terlihat begitu antusias berbarengan sewaktu mendaki. Cukup mengherankan ketika melihat anak-anak berumur 6-7 tahun juga ikut didalamnya. Anak-anak inipun seperti tidak lelah dan begitu senang menikmati perjalanannya. Hanya saja tentunya tidak terus menerus berjalan tapi kadang juga beristirahat beberapa menit sekedar duduk di pinggiran. Hal sama juga kami lakukan.
Entah kenapa seperti 2 anak saya ini juga tidak mengalami kecapaian. Mereka kadang malah berlarian dan juga memilih jalan memotong dengan memanjat tebing yang ditumbuhi akar-akar pohon, padahal kita yang orang tua sudah sedikit ngos-ngosan. Ketahuan kalau jarang berolahraga...wkwkkwk.
Setelah sekitar 2 jam akhirnya sampai juga ke puncak setinggi 1248 meter diatas permukaan laut. Pemandangan begitu menakjubkan. Terlihat pegunungan Alpen yang seakan begitu dekat untuk dijangkau, dengan puncaknya yang berwarna keputihan karena ketinggiannya hingga masih ada salju yang tersisa. Sambil menikmati keindahan panorama, kami pun duduk di bangku yang tersedia dan mengeluarkan bekal makan minum.
Memandang kebawah pun tidak kalah menariknya dengan panorama suasana pedesaan dengan rumah-rumah yang berjejer. Di tempat ini selain digunakan untuk pendakian, juga bagi penggemar gantolle atau layang gantung dijadikan sebagai tempat menyalurkan hobinya.