[caption caption="katakatabijak.top"][/caption]Ini artikel tidak ada hubungann soal silang sengketa pembelian tanah rumah sakit Sumber Waras. Mengapa saya tidak ingin memasuki ranah tersebut, karena bagi saya isu yang terus digoreng ini persis dulu kasus Jokowi waktu maju pilpres dan dikaitkan dengan kasus Transjakarta. Endingnya juga akan bernasib sama.
Tidak beda waktu ramai pilpres kemarin, banyak tulisan bersliweran disertai penyajian data-data yang seolah valid dan bisa menjerat Jokowi dalam lingkaran korupsi yang diharapkan menggagalkan pencapresannya. Namun apa yang terjadi teman-teman?
Akhirnya kasus Transjakarta pun seiring dilantiknya Jokowi jadi presiden, berita mengenai hal tersebut pun sirna menguap sendiri. Jadi tujuan penggorengan isu kasus Sumber Waras ini juga tidak jauh-jauh memiliki motif sama, hanya untuk mempengaruhi suara pemilih saja. That`s it.
Apalagi KPK sendiri yang memiliki kewenangan mengusut sudah memberikan pernyataan dengan terang benderang, motif jahat saja tidak ditemukan, kalau lantas dipaksakan Ahok harus dipidanakan, wah...bisa bubar negara ini jika instansi hukum harus menuruti kemauan sekelompok orang saja.
Anehnya jika kemauannya kelompok ini tidak terpenuhi, maka dugaan hingga tudingan yang tidak bisa dibuktikan pun dilakukan. Ahok dilindungi KPK dan dibekuíngi Jokowi.Wah..wah..wah... Jangan-jangan kasus Transjakarta yang mengaitkan dengan Jokowi kemarin bisa aman karena dilindungi oleh KPK juga dan bisa termasuk SBY yang sedang berkuasa ikut melindunginya. Weleh..weleh..
Jadi pilihan sudah tepat saya lakukan untuk tidak terpengaruh dengan isu2 yang wira-wiri dibungkus bahasa memikat tapi esensi dari tulisan tersebut cuma muter disitu saja. Catatan yang harus digarisbawahi adalah menyerahkan kasus ini pada penegak hukum yang berwenang dan mengikuti proses yang dilakukannya. Kalau memang Ahok bersalah, silahkan dihukum sesuai kesalahannya.
Lalu kenapa judul ini menyebut Ahok sebagai Gubernur Sumber Waras?! Nah...ini menariknya. Waras dalam artian bahasa Jawa adalah sepadan dengan kata sehat. Jadi sumber waras bisa diartikan sumber sehat atau sumber kesehatan. Sebagai seorang gubernur, Ahok pantas menyandang gelar ini karena ketegasannya berani melawan orang-orang yang ingin mempermainkan duit APBN. Ini adalah wujud kewarasan sebagai kepala daerah.
Ahok memang layak disebut sumber kewarasan untuk bisa dijadikan contoh oleh kepala daerah lain. Seorang kepala daerah yang masih waras atau sehat, karena dipilih oleh rakyat, tentunya kepentingan rakyat itulah yang harus dinomer satukan. Bukan malah mementingkan kelompok pribadi maupun golongan untuk membegal duit APBN dan proyek negara menjadi bancakan.
Langkah itulah yang sedang dilakukan oleh seorang Ahok. Menjadi seorang gubernur yang masih waras dan jadi sumber kewarasan bagi pejabat lain. Tidak heran apabila perjuangannya selama ini tidak sedikit menemui berbagai rintangan dan juga dimusuhi banyak orang. Kita pun bisa melihat siapa-siapa orang dengan latar belakangnya yang menjadi musuhnya. Berbagai cara dilakukan agar Ahok tidak terpilih kembali menjabat gubernur DKI.
Namun untungnya rakyat makin sadar dan cerdas khususnya generasi muda penerus bangsa ini yang memberikan dukungan pada sang petahana untuk menjabat periode keduanya. Keinginan demi perubahan menuju lebih baik setelah 70 tahun negara ini merdeka.