[caption caption="foto: welt.de"][/caption]
Menyikapi maraknya ancaman dan aksi teroris di Eropa, wakil kanselir Jerman yang juga menjabat kementerian negara federal bidang ekonomi dan energi, Sigmar Gabriel, memperingatkan kerajaan Saudi yang ditudingnya sebagai penyandang dana masjid-masjid aliran wahabi di seluruh dunia. Dikatakannya karena peran dana pada komunitas tersebut dari negara petro dollar membuat banyak penganut islam yang membahayakan Jerman.
Walaupun saat ini Saudi masih dibutuhkan kerjasamanya dalam hal penanganan konflik Suriah, namun disisi lain menganggap negara kerajaan berpaham wahabi tersebut memiliki peran dalam ketidak stabilan Jerman. Sudah saatnya hal yang harus dibuat jelas dan tidak boleh diabaikan.
Terhadap keberadaan masjid beraliran radikal, Gabriel menyerukan keras agar diambil tindakan. "Fundalisme radikal di masjid-masjid beraliran salafi tidak kurang berbahayanya dari ekstremis sayap kanan. Pemerintah harus segera bertindak cepat mengatasi propaganda kekerasan, penghasutan dan kebencian. Skala yang diterapkan dalam penanganan sama seperti terhadap para penjahat kekerasan sayap kanan".
Di saat sama ketua fraksi SPD di parlemen dan partai terbesar kedua setelah CDU, Thomas Opperman, memperingatkan penyebaran wahabisme di Jerman. Upaya pemberian finansial dari Saudi Arab kepada masjid-masjid wahabi telah diamati secara ketat melalui Mahkamah Perlindungan Konstitusi.
Dikatakannya juga bahwa paham ini telah memberikan "idiologi lengkap" kepada milisi teroris ISIS dan dipakai untuk meradikalisasi islam moderat di negara-negara lain. Jerman tidak butuh dan menginginkan hal demikian.
Berdasarkan catatan Mahkamah Perlindungan Konstitusi ada sekitar 1100 terdaftar sebagai orang-orang yang siap melakukan tindak kekerasan, 430 orang diantaranya tergolong berbahaya. Jumlah penganut paham salafi di Jerman hingga saat ini diperkirakan 8.350 orang dan mengalami peningkatan cukup tajam.
Presiden kantor federal untuk Mahkamah Perlindungan Konstitusi, Hans Georg Maaßen, menyebutkan paling sedikit 450 orang telah pergi untuk melakukan "perang jihad" di Suriah dan Irak. Dari jumlah tersebut sekitar 150 orang telah kembali ke Jerman. Namun catatan yang lebih besar diberitakan oleh sebuah koran "Frankfurter Allgemeine Sonntagszeitung". Dalam penelitiannya menyebutkan sekitar 1.800 orang yang berangkat ke negara konflik tersebut. Jumlah yang diperoleh berdasarkan hasil analisa dari data dan jaringan kelompok salafi.
[caption caption="berliner-zeitung.de"]
[/caption]
Beberapa tahun lalu sejumlah kelompok yang mengatasnamakan salafi sudah ada yang dibekukan keberadaannya dan dilakukan razia terhadap mereka. Diantaranya Dawa FFM, Islamische Audios, Al-Nussrah dan Tauhid Germany. Bulan september kemarin sejumlah apartemen dan satu masjid di Berlin juga telah dilakukan razia oleh 400 polisi. Adanya dugaan keras bahwa imam mesjid salafi ini telah menggunakannya sebagai tempat perekutan orang-orang untuk melakukan jihad ke Suriah dan Irak