Lihat ke Halaman Asli

elde

TERVERIFIKASI

penggembira

Politik di Kompasiana

Diperbarui: 21 November 2015   05:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="kompasiana.com"][/caption]

Mencermati keberadaan Kompasiana tahun-tahun terakhir ini, ada semacam fenomena yang menarik untuk diamati. Maksud dan tujuan pendirinya semula agar segala lapisan masyarakat yang memiliki hobi menulis bisa tersalurkan tercapai sudah. Dari pelajar, pengusaha, tukang becak, calo tkw kaburan hingga setingkat menteri bahkan mantan wapres diberi wadah menyalurkan hobi menulis. Berbagai kategori rubrik disediakan untuk menampung hasil karya anggotanya hingga membuat Kompasiana konon menjadi blog warga terbesar tanah air yang beranggotakan ratusan ribu.

Namun perlahan ada semacam kecenderungan blog ini lebih banyak diminati oleh orang-orang yang tertarik pada masalah politik. Ada gula ada semut, begitu peribahasa mengatakan. Sebagai blog gratisan yang memiliki nama besar, tentunya akan mengundang banyak semut mengerubutinya. Bertujuan menyalurkan opini, propaganda dan aspirasi pilihan politik mereka. Banyak tokoh ternama di pemerintahan yang tercatat menjadi warga disini selain juga para tim soraknya.

Pengamatan pendek saja ketika dimulai pilpres kemarin begitu banyaknya thema politik yang bisa ditemukan. Dominasi tulisan-tulisan tersebut begitu jelas terlihat dan membuat ramai suasana. Kolom terhormat semacam HL dan TA waktu itu juga tidak ketinggalan sering diisi artikel-artikel sejenis. Namun setelah masa pilpres berlalu, suasana kembali sedikit adem dan hanya menyisakan sesekali saja ada bahasan tentang berita yang sedang aktual mengenai permasalahan negara. Antara yang pro dan kontra memberikan opininya baik secara sopan hingga tidak jarang ditemukan hujatan-hujatan.

Selain akun-akun yang masih menyisakan ketidak relaan atas terpilihnya presiden sekarang dan terus konsisten dengan kritikannya pada pemerintah, menjelang Pilkada yang rencananya akan dilakukan serentak bulan depan, tensi perpolitikan ditingkat nasional maupun daerah sudah mulai terasa. Kasus-kasus yang terjadi di pusat tidak bisa dipisahkan juga akan mempengaruhi suara pemilih nantinya di tingkat daerah. Pembicaraan masalah politik pun terasa kembali meramaikan kompasiana. Apalagi menyangkut isu-isu yang sedang aktual. Kedua belah pihak berseberangan mulai menunjukkan taring saling memberikan opininya. Misalnya saja saat ini tentang kasus pencatutan nama presiden dan wapresnya.

Kolom Nilai Tertinggi (NT) sejak diberlakukan sistem baru dengan hanya menghitung view terbanyak, minggu-minggu ini pun terlihat didominasi oleh thema politik dan intrik-intriknya. Bukti bahwa memang kecondongan thema politik lebih disukai oleh warganya atau yang hanya pingin sekedar mengikuti kejadian menyangkut huru hara di pemerintahan. Artikel lain yang diluar bahasan thema tersebut seakan-akan"tersingkirkan". Kalah jumlah klik pembacanya. Walaupun sudah masuk highlight bahkan HL, artikel semacam fiksi, humaniora, kesehatan dan banyak lainnya masih sulit menembus NT. Mungkin hanya rubrik bola, artikel yang mengundang pembaca atau isu-isu panas lainnya dan berita menarik yang lagi aktual semacam terorisme yang kadang bisa menyelip disana.

Berbeda ketika NT masih menggunakan acuan vote, komentar dan view yang menjadi dasar penilaian artikel masuk NT. Sekarang vote dan komentar seperti sudah tidak ada artinya untuk mendongkrak agar tulisan masuk NT. Dengan sistem ini selama situasi perpolitikan masih ramai jadi bahasan, thema tersebut akan terus mendominasi NT. Harap maklum. Apalagi jika akun-akun tersebut dibantu dengan followersnya semacam FB, Twitter dsb. Walaupun tidak menutup kemungkinan sistem view ini jg masih bisa dimanipulasi juga. Kalau yang secara manual bisa dilakukan dengan klak klik sendiri tulisannya sampai jari keriting. Jika suatu saat ditemukan manipulasi view ini, apakah Admin lalu akan mengubah lagi sistemnya. Entahlah.

Bagi saya pribadi menyikapi fenomena yang terjadi dan pergantian sistem NT, tidak terlalu berpengaruh untuk menulis di kompasiana. Sejak awal menayangkan artikel pertama hingga saat ini, dan kompasiana dengan hiruk pikuk suasananya yang menjadi topik bahasan, maupun silih berganti sistem di kolom-kolom yang dianggap terhormat, sampai saat ini masih bisa eksis. Ini karena memang tujuan menulis bukan terfokus hal-hal semacam itu. Sebagai penggembira hanya ikut meramaikan suasana dan dalam menulis juga fleksibel tidak pada thema tertentu saja.

Walaupun hanya penggembira dan ada yang menganggap tulisanku tidak bermutu, namun apreasi baik dari Admin memberikan "penghargaan"karya tulis saya tidak jarang diberikan. Tercatat di statistik dari 555 artikel ada 234 highlight dan 59 HL. Sebuah prestasi dari semula yang hanya sebagai akun wira wiri tukang komentar, ternyata bisa menghasilkan tulisan yang dianggap layak oleh Admin. Verifikasi biru pun disematkan pada akun Elde. Hanya saja prestasi ini masih kalah jauh dibanding rekan kompasianers lainnya.

Sejak berlakunya sistem NT yang baru, sewaktu menayangkan 6 artikel, tidak disangka 3 diantaranya mendapat highlight dan 3 lainnya HL. Keenam tulisan tersebut pun beruntung sempat nangkring juga di NT, walaupun bukan thema politik yang sedang ramai dibahas. Apakah hal ini disebabkan oleh akun penulis yang memang sudah dikenal oleh kompasianers karena kejujuran, keramahan, suka menolong, tidak sombong dan gemar menabung atau karena tulisannya yang selalu memikat pembaca? Au..ah..gelap....

Untuk itu bagi rekan kompasianers yang merasa hasil karyanya "tersingkir" dengan sistem NT baru ini, jangan merasa rendah diri apalagi memutuskan sampai mundur. Tetap semangat dan yakinlah karya Anda akan menemukan pembacanya sendiri dan rubrik NT jika yang menjadi acuan pun bisa tercapai. Tanpa harus menggunakan cara tidak jujur dengan manipulasi dan pelihara tuyul. Percayalah tulisan berbau politik sifatnya juga hanya musiman saja dan suatu saat nanti artikel Anda yang akan menggantikannya. Semangat!!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline