Politik Saudi Arab menyimpan cukup banyak misteri dibalik kokohnya tembok kerajaan. Orang luar tidak banyak tahu apa yang terjadi didalamnya karena begitu tertutup pada dunia luar. Namun baru-baru ini Wikileaks mengklaim telah mendapatkan dokumen di kementrian luar negeri dari negara kerajaan yang dikuasai oleh Dinasti Saud ini.
Nama Wikileaks menjadi semacam momok bagi negara di dunia karena berita-berita yang ditampilkan kadang membuat banyak politikus dan pejabat meradang. Julian Assange salah satu pendiri situs ini yang berprofesi sebagai jurnalis investigasi, aktivis politik Australia, hacker dan programmer hingga sempat diburu oleh Amerika.
Walaupun masih ada pihak yang meragukan karena kesulitan untuk membuktikan keasliannya, namun dokumen lebih 61.000 yang dikatakan oleh salah satu juru bicara Wikileaks, Kristinn Hrafnsson, sebagai dokumen asli yang telah melalui analisa dan dinyatakan kebenarannya. Persaingan Teheran dan Riyadh mencatat kata "Iran" mendominasi dokumen dengan sekitar 14.000. Dimana politik Kerajaan Saudi yang berpaham suni (wahabi) berusaha meredam pengaruh Iran (syiah) sebagai rival utamanya di negara-negara wilayah semenanjung Arab.
Tercatat beberapa langkah dilakukan oleh kerajaan diantaranya meminta provider satelit "Arabsat" melemahkan sinyal siaran berbahasa Arab dari stasiun TV Iran agar tidak bisa diterima di negara-negara Arab. Konfirmasi yang didapat oleh New York Times dari seorang manager menyatakan bahwa tekanan ini sudah dilakukan sejak tahun 2010.
Saluran televisi yang dikenal anti Iran "MTV Lebanon", sempat meminta bantuan senilai 20 juta USD pada pemerintah Saudi. Kerajaan memberi 5 juta USD dan merencanakan untuk memungkinkan stasiun pemancar tersebut melayani urusan kerajaan dan berdiri dibelakang mereka. Dalam dokumen juga disebutkan aliran dana untuk memperluas pengaruhnya tidak hanya dilakukan di semenanjung Arab, namun juga pada media di Australia, Kanada, Guinea dan Indonesia.
Kementerian Luar Negeri Saudi Arab melalui kantor berita negara, SPA, menegaskan bahwa memang ada serangan hacker namun tidak ada explosive documentsyang tercuri. Semua dokumen negara sangat penting keberadaannya dan memperingatkan kepada warganya untuk tidak melihat atau menyebarkan dokumen yang kemungkinannya palsu. Hukuman pidana hingga sampai 20 tahun penjara akan dikenakan bagi yang melakukannya.
Melihat fenomena yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini akan adanya pemberitaan beberapa media yang terus mempropagandakan anti syiah dan juga kelompok penentang keberadaan paham agama yang dianut mayoritas negara Iran ini, apabila apa yang dirilis oleh Wikileaks benar adanya, apakah ada hubungan dengan aliran dana dari kerajaan Saudi Arab? Wallahu A`lam.
sumber
http://www.nytimes.com/2015/07/17/world/middleeast/wikileaks-saudi-arabia-iran.html?ref=topics&_r=0
http://www.bild.de/politik/ausland/wikileaks/blick-in-das-saudische-reich-41874266.bild.html