Lihat ke Halaman Asli

Putusan Malam

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Berulangkali kau jelang rindu,
Ahh,.. itu tidak perlu.
Bukankah sudah kubilang
Cukup sekali kau buang sayang.
Malam itu.
Bulan dan bintang ikut mendengar,
Pun sedayu angin mengarak perih.
Percuma mawar menyiar tangis. Air mata ini,..
Telah habis.

itu kunang belum ku lamar,.. terlanjur gaduh kau membuatnya gentar.
Padahal aku butuh sinar, sedikit pendar,.. mungkin.
Sebagai pengganti bulan yang kebingungan,
Sehingga lupa memberiku terang.
(mungkin) hatinya juga bimbang,. Malam me_mutus_kan.

Dulu,..
Arah Timur sering ku pandang.
Mengalihkan pandangan dalam ketidakpercayaan,.
Kau tahu alasan,.. maaf, baru sekarang ku beri jawaban.
Tak kira aku, kau sudah bosan.

Purnama kali ini kembali kau menjelang, . .
Bagimu mungkin hanya sebuah gambar lama,
Bagiku,..
Membuka luka lama.

_fm_




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline