Lihat ke Halaman Asli

Mimpi Sebelum Tidurmu

Diperbarui: 17 Juni 2015   16:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku tidak percaya hari ini, 19 Mei 2017 akan menjadi hari bersejarah dalam hidupku. Tadi malam aku tidak bisa tidur, membaca berulang-ulang mention dari teman-temanku. "Happy graduation.. semoga ilmunya bermanfaat", "Waah udah wisuda aja nih, selamat ya Say", "Nyusul juga nih akhirnya, semoga dimudahkan untuk seterusnya ya". Aku membayangkan orang istimewa dan tercinta, keluarga dan saudara datang berbondong-bondong berebut-antri mengucapkan selamat kepadaku. Berfoto dalam kesempatan langka sekali seumur hidup. Alhamdulillah aku wisuda.

Pengen segera tidur, jam menunjukan hampir tengah malam. Padahal besok harus bangun pukul 04.00 pagi, berdandan ke salon pagi-pagi. Lalu bersiap digedung pusat pukul 06.00 tet. Pada akhirnya pukul 00.30 aku terlelap tidur ayam, setengah tidur setengah bangun. Mungkin setelah itu benar-benar terlelap, lalu tiba-tiba dibangunkan. Rasanya masih pengen tidur lagi.

Awalnya ingin cepat-cepat, ayo wisuda aku bapak ibu rektor, lalu aku ingin waktu yang sudah aku percepat itu aku lambatkan. Ya Alloh plis ini mah kecepetan. Ingin rasanya hari esok datang lebih lama. Aku masih ingin menikmati hari ini lebih lama lagi. Buket bunga semakin memenuhi pelukanku, aku suruh Nahwa, sahabatku untk membantuku membawakannya. Ternyata Nahwa membawa ember, ya ampun. Semua bunga itu yang aku hitung berjumlah 27 buket. Tidak muat dimasukan. Ya sudah aku minta bantuan ayah dan bundaku.

Aku tersadar, kau belum juga kemari. Seseorang yang aku berikan ruang dihatiku. Orang yag juga telah banyak membantu dan berbagi banyak hal. Urusan penting, seperti wisuda, seharusnya sudah menjadi waktu-waktu dimana engkau telah merencanakan dan meluangkannya jauh-jauh hari. Namun sampai adzan dzuhur, ketika aku seharusnya kembali kembali ke fakultas, untuk acara seremonial fakultas, engkau juga tidak hadir. Zen, dimanakah engkau saat ini. Apakah engkau lupa, ataukah ada hal yang terjadi padamu? Kemarahanku berubah menjadi kekhawatiran. Seharusnya engkau tidak membuatku marah dan khawatir.

Engkau meletakkan buket bunga yang sangat besar dan Indah itu didepan pintu rumahku. Mawar merah dengan kertas berwarna putih gading, yang diantaranya terselip Daisy. Ya Daisy, bunga lambang cinta kita berdua. Seketika aku tahu, kalau itu bunga darimu. Ada kertas kecil diselipkan diantara bunga, "maaf aku tidak bisa hadir. Aku tidak enak badan. Happy Graduation Hobo, aku janji kita bakalan ngajak kamu nonton".

***

Hari ini adalah hari wisudamu. Sudah aku siapkan buket bunga Indah nan mahal yang akan menghiasi kamarmu. Sebuah tanda selamat dariku, untuk engkau ingat disalah satu memoar perjalanan cinta kita. Aku berdandan dengan sempurna, seperti sudah aku siapkan dalam waktu yang lama. Rencananya aku akan menemuimu dengan menutup matamu terlebih dahulu. Lalu main tebak-tebakan, siapa aku? Dari suara dan aroma parfumku engkau pasti dengan benar menebak kalau itu aku.

Pukul 07.20 ada pesan masuk dalam telephone genggamku.

"Zen, kayaknya aku enggak wisuda aja deh hari ini. Kamu kerumahku aja ya", aneh? mana mungkin Hobo tidak jadi wisuda hari ini?

"Kamu enggak usah bercanda deh Bo!, bilang aja kamu kesiangan terus minta dianterin ke gedung pusat?"

"Ya terserah kamu deh Zen, kamu kerumahku sekarang. Cepet yah"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline