Lihat ke Halaman Asli

Majas dalam Puisi "Ibu" Karya Fiersa Besari

Diperbarui: 3 November 2022   03:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Puisi adalah salah satu karya sastra yang menggunakan kata-kata indah dan kaya akan makna. Menurut Pradopo (2009: 7), puisi merupakan rekaman dan interpretasi dari berbagai pengalaman manusia yang penting kemudian digubah dalam bentuk atau wujud yang paling berkesan. 

Keindahan sebuah puisi selain terletak pada rima, irama, dan kemerduan bunyinya, juga bergantung pada pemilihan kata (diksi) serta penggunaan gaya bahasanya. Salah satu unsur penting dari penggunaan gaya bahasa yakni menggunakan majas. 

Dalam karya sastra, majas adalah bahasa indah yang dipergunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta membandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum. 

Menurut Nadjua (2010: 18), majas adalah bahasa kiasan untuk melukiskan sesuatu dengan jalan membandingkan, mempertentangkan, mempertautkan, atau mengulangi katanya. 

Pelukisan sesuatu dengan penggunaan majas yang tepat dalam sebuah puisi turut memperindah makna yang terkandung di dalamnya. Keindahan dalam puisi dibangun oleh bahasa berupa kata-kata indah yang terwujud dari ekspresi jiwa serta pikiran penulisnya. 

Majas tersebut merupakan interpretasi pengarang untuk mengungkapkan hal yang ingin disampaikan dengan gaya bahasa yang khas. Oleh karena itu, majas merupakan bahasa kias yang dipergunakan untuk meningkatkan efek yang lebih indah serta menimbulkan nilai imajinatif dan rasa yang berbeda.

Majas yang terdapat dalam sebuah puisi sangat beragam. Majas-majas tersebut dikelompokkan berdasarkan kategorinya. Pada umumnya majas dibedakan menjadi empat kategori, yaitu majas perbandingan, majas pertentangan, majas penegasan, dan majas sindiran. Empat jenis majas tersebut dibagi lagi dalam subkategori sesuai dengan cirinya masing-masing. 

Majas perbandingan terdiri dari majas asosiasi, personifikasi, metafora, simbolik, alegori, simile, hiperbola, metonimia, eufemisme, dan sinekdoke (sinekdoke pars pro toto dan sinekdoke totem pro parte). Majas pertentangan terdiri dari majas paradoks, litotes, antitesis, dan kontradiksi interminus. 

Majas penegasan terdiri dari majas pleonasme, repetisi, tautologi, retorik, paralelisme, klimaks, dan antiklimaks. Majas sindiran terdiri dari majas ironi, sinisme, dan sarkasme. Seperti halnya karya-karya yang dibuat oleh salah satu penulis ternama yakni Fiersa Besari tidak terlepas dari penggunaan majas di dalamnya. 

Keberhasilannya sebagai penulis dan musisi dapat kita lihat dari lahirnya beberapa karya seperti novel, puisi, dan lagu. Penggunaan majas itulah yang membuat karya-karyanya mengandung keindahan dan kekhasan tersendiri. Fiersa Besari memberikan kekhasan di setiap karya-karyanya dengan banyak membubuhkan kata-kata puitis dan memberi judul yang unik. 

Sebagai penulis, Fiersa Besari telah menghasilkan banyak karya. Karya-karya yang dibuatnya menggunakan banyak diksi serta berbagai macam majas. Pilihan kata dan majas yang digunakan terkenal khas dengan kesederhanaan tetapi mengandung makna yang dalam. Hal ini yang membuat karya-karyanya semakin dikenal dan banyak digemari oleh para penikmat sastra.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline