Bram mahasiswa semester 10 merupakan seorang pecandu. Jangan salah sangka terlebih dahulu, ia tidak menggunakan narkoba atau obat-obatan terlarang lainnya. Setidaknya itu yang saya tau. Bram kecanduan mencari cuan, atau lebih tepatnya uang bagi kalian yang sudah berumur dan tidak mengerti arti kata cuan.
Sejak duduk di bangku SMP ia sudah gemar berjualan di sekolah dan hasil jualannya dipakai untuk bermain warnet. Ya setidaknya ia tidak harus mengambil uang orang tuanya hanya untuk bermain zuma. Bram memiliki jiwa enterpreneur yang sangat tinggi. Pada saat ia duduk di bangku kuliah semester 3 Bram sudah memiliki usahanya sendiri, yaitu berjualan tembakau. Mulai dari berjualan di pinggir jalan sekitar kampus hingga harus bertengkar dengan satpam setempat sampai memiliki tokonya sendiri yang ia beri nama Mrenebre Tobacco.
Perjalanannya di dunia bisnis sangatlah menarik bagi saya. Tidak hanya berjualan tembakau, Bram juga memiliki usaha yang ia namai Ngocok Pler. "Ngombe Cokelat Mangan Pler". Pler sendiri merupakan singkatan dari "piscok meler". Bagi kalian orang diluar Jawa, "Ngombe Cokelat Mangan Pler" memiliki arti "minum cokelat makan piscok meler". Tapi tulisan ini bukan berisi promosi atas usaha yang dimiliki kawan saya, jadi kita lanjut saja ke topik utamanaya.
Saking kecanduannya untuk mencari uang, Bram yang sudah memiliki usaha rela bekerja paruh waktu di sebuah rumah makan dekat dengan kosnya. Tapi, ia hanya bekerja selama 1 hari di rumah makan tersebut dan uang yang Bram dapat dari bekerja paruh waktu di rumah makan itu ia belikan kawa-kawa hijau untuk ia minum bersama dengan teman-temannya. Aneh sekali bukan?
Yang dapat saya ambil dari Bram adalah bagaimana kita harus bekerja keras untuk diri kita sendiri tanpa harus bergantung dengan orang tua.
Sehat selalu buat Bram!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H