Eiitss.. Jangan senang dulu dengan judul tulisan saya. Memang selama ini setiap kita gagal, hampir pasti bahwa orang-orang sekitar kita akan berkata, "tidak apa-apa, kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda.". Ya, saya setuju dengan itu. Tidak ada yang salah dengan semangat itu. Namun seringkali orang menikmati semangat itu dengan mentah, tanpa memasaknya terlebih dahulu.
Apa yang saya maksud dengan mentah? Ketika diberi semangat tersebut, si gagal menerima dengan penuh harap.. ya, hanya harap saja, tanpa usaha ataupun kebangkitan yang berarti. Usaha dan kebangkitan itu tentunya harus dimunculkan dari dalam diri si gagal itu sendiri. Ada juga keadaan lain yang menurut saya dapat diartikan dengan "mentah" tadi, yaitu ketika si gagal menerima semangat tersebut, namun tetap berlarut-larut dengan rasa sakit yang dirasakan ketika gagal. Sehingga jadilah si gagal itu hidup dalam masa lalu. Ketika ada kesempatan, yang diingat si gagal justru adalah rasa sakitnya kegagalan, maka si gagal pun urung mengambil kesempatan karena takut sakit lagi.
Bagaimana yang disebut dengan matang? Dengan semangat tersebut di atas, si gagal bangkit dengan penuh keberanian, berani menghadapi trial and error meski berulangkali, dan hanya mengingat bahwa kegagalan yang lalu cukup menjadi pelajaran tanpa perlu "meresap" ke dalam rasa sakitnya kegagalan. Bagaimana menjadikannya sebuah pelajaran? Temukan apa kesalahan kita, apa yang menjadi penyebab kegagalan, dan tidak mengulanginya kembali. Dengan menjadikan kegagalan itu sebuah pelajaran, maka sudah seharusnya ketika mencoba kembali, hasilnya pasti lebih baik daripada kegagalan. Keledai saja tidak jatuh dua kali ke dalam lubang yang sama, bukan?
Jangan sampai kegagalan menjadikan mimpi buruk dalam kehidupan kita. Sungguh baik adanya jika kegagalan justru mendatangkan mimpi-mimpi indah yang penuh harapan, sehingga kita dapat melangkah pada masa depan menuju sukses. Jangan percaya dengan kata-kata, "kalo udah gagal ya gagal aja!". Tidak! Kita harus berani bangkit dan berkata, "kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda, saya pasti bisa lebih baik daripada sekarang".
Semoga tulisan saya dapat menjadi semangat dan manfaat bagi pembaca semua dan juga diri saya sendiri :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H