Lihat ke Halaman Asli

Perkembangan Kepercayaan dari Masa Pra-Aksara hingga Sekarang

Diperbarui: 15 November 2022   15:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Masa praaksara adalah masa dimana manusia belum mengenal tulisan. Pada masa ini, manusia masih menggunakan teknologi-teknologi kuno yang terbuat dari batu, tulang-tulang hewan, dan logam sebagai alat-alat kesehariannya. 

Seiring waktu berjalan, teknologi-teknologi yang ada pada masa praaksara berkembang. Teknologi yang sedemikian canggih dan modern yang kita punya sekarang ini adalah hasil dari proses perkembangan yang terjadi dari masa praaksara dan masa-masa setelahnya hingga hari ini. Begitu juga demikian, kepercayaan-kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Indonesia sekarang ini berasal dari perkembangan kepercayaan dari masa ke masa. Namun, bagaimanakah cara kepercayaan-kepercayaan berkembang dari masa ke masa? 

Nah, untuk memulai, bagaimana sih kepercayaan bisa ada/muncul di masa praaksara? Masa Praaksara sendiri dikupas lagi menjadi beberapa periode, seperti Zaman Batu tua (Paleolitikum), Zaman Batu tengah (Mesolitikum), Zaman Batu muda (Neolitikum), Zaman Batu besar (Megalitikum), dan Zaman Perunggu. 

  • Zaman Paleolitikum adalah zaman dimana manusia purba masih menggunakan alat-alat berupa batu-batu yang besar dan kasar untuk keperluan kesehariannya. Pada zaman ini juga manusia masih hidup secara nomaden (berpindah-pindah tempat). 

  • Pada zaman Mesolitikum, alat-alat dan teknologi-teknologi yang ada pada zaman Paleolitikum sudah berkembang dan dimodifikasi oleh manusia purba yang hidup pada zaman itu. Alat-alat berupa batu-batu besar dimodifikasi menjadi lebih halus dan kecil sehingga penggunaannya lebih mudah, contohnya seperti pebble (kapak Sumatra) dan mata panah yang terbuat dari batu. Pada zaman ini juga manusia purba sudah mulai hidup menetap dan mulai membagi tugas antara laki-laki dan wanita. Selain itu, kepercayaan manusia kepada dewa/roh-roh telah muncul di zaman ini, contohnya seperti animisme dan dinamisme. 

  • Selanjutnya pada zaman Neolitikum, peralatan-peralatan menjadi semakin inovatif dan efektif, contohnya seperti kapak lonjong. Pada zaman ini juga manusia sudah mulai untuk mencari makanannya dengan bercocok tanam dan bukan hanya berburu hewan seperti pada zaman-zaman sebelumnya. Kepercayaan yang dianut oleh masyarakat pada zaman ini sama dengan zaman Mesolitikum.  

  • Zaman Batu yang terakhir adalah zaman Megalitikum. Zaman ini disebut dengan zaman batu besar oleh karena peralatan-peralatan yang digunakan oleh manusia purba kala itu terbuat dari batu-batu besar, contohnya seperti sarkofagus, dolmen, patung-patung, dan lain sebagainya. Kepercayaan yang dianut oleh masyarakat pada zaman ini juga sama dengan zaman Mesolitikum.  

  • Berakhirnya Zaman Batu diawali dengan Zaman Perunggu dimana pada zaman ini orang-orang sudah dapat mencampurkan tembaga dengan timah untuk memperoleh logam perunggu yang digunakan sebagai alat-alat kesehariannya. Manusia pada zaman ini masih menganut sistem kepercayaan animisme dan dinamisme. 

Dengan demikian, manusia menganut kepercayaan terhadap kekuatan diluar kuasa manusia yang dikategorikan pada kedua istilah tersebut, yakni animisme dan dinamisme. Perbedaan dan pengertian kedua kepercayaan tersebut adalah sebagai berikut: 

  • Animisme merupakan kepercayaan terhadap makhluk halus dan roh, memercayai bahwa orang yang telah mati masih ada di sekitar kerabatnya dalam bentuk roh, dan memercayai bahwa alam memiliki jiwa sehingga jika tidak menghormati roh-roh alam tersebut diyakini akan mengganggu manusia.
  • Dinamisme merupakan kepercayaan yang meyakini bahwa benda-benda disekitarnya memiliki kekuatan gaib. Sistem kepercayaan ini dapat dilihat juga pada zaman sekarang dimana orang-orang masih percaya terhadap jimat, batu cincin, dan lain sebagainya. 

Seiring waktu berkembang, pemikiran dan kecerdasan manusia-manusia pada zaman itu semakin berkembang dan mulai bertanya-tanya tentang siapakah yang menciptakan dan mematikan manusia, siapa yang menciptakan tumbuhan dan hewan, serta dengan benda-benda luar angkasa seperti bulan dan matahari. Pada tahap ini, manusia juga sudah mulai memikirkan tentang apa yang dialaminya dalam kehidupannya. Berdasarkan hal-hal tersebut, manusia menyimpulkan bahwa ada kekuatan dan pribadi tak kasat mata yang maha besar serta yang tidak bisa dibandingkan dengan manusia sehingga munculah monoisme (monoteisme) yakni tingkat terakhir dari evolusi kepercayaan manusia. Sistem kepercayaan ini masih dianut oleh manusia hingga saat ini, contohnya secara khusus di Indonesia adalah keenam agama yang diakui, yaitu Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Buddha, Hindu, dan Konghucu. 

Secara resmi, Indonesia mengakui adanya 6 agama yang dianut oleh rakyatnya dan seluruh rakyatnya harus menganut salah satu agama yang diakui tersebut sebagaimana tercantum dalam Pancasila sila ke-1 yakni Ketuhanan yang Maha Esa dan tertuang di dalam Pembukaan UUD NRI 1945 alinea ke 3 "Atas berkat rahmat Allah yang maha Kuasa" dan di alinea ke 4 "yang berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa". Pernyataan-pernyataan inilah yang menjelaskan ciri khas bangsa Indonesia yaitu umat yang beragama. Agama merupakan pedoman hidup yang mengandung nilai-nilai dan ajaran-ajaran moral yang dibutuhkan oleh seluruh manusia sehingga pemerintah juga berkontribusi dalam hal ini dengan memberikan jaminan dan hak kemerdekaan/kebebasan beragama sebagaimana tertuang dalam Pasal 29 ayat 2 UUD NRI 1945 yang menyatakan bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Jaminan-jaminan yang diberikan dan hak yang dilindungi dalam kemerdekaan beragama oleh negara berupa: 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline