Lihat ke Halaman Asli

Iseng...

Diperbarui: 18 Maret 2016   16:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Lagii... kamu terdiam di sudut taman kota dengan wajah yang murung, tatapan kosong dan telihat kesdihan mendalam dimatamu, ada apa lagi denganmu? lagi dan lagi aku selalu setia disini mendengarkan cerita dan setia menghapus titik titik air mata yang membasahi pipimu. mungkin sudah dua minggu, tiga minggu  atau sebulan sudah aku menunggu disini berharap kamu membaik dan melupakan dia, dia ya  dia yang kamu sayang, seorang baji**an!!!. setiap mendengar ceritamu dan menyebut namanya ingin saja rasanya terbang kesana dan memukul kepalanya tanpa henti hingga dia sadar akan perlakuanya, tapi apa??? kamu selalu saja membelanya.

Tiga tahun yang lalu kita berkenalan di sosial media, kita bersekolah di tempat yang sama tetapi tidak saling kenal, kemudian aku semakin rajin menyapamu di dunia maya itu apalagi setelah tahu margamu. Tak tahu mengapa aku selalu merasa dekat dengan orang yang semarga dengan mamaku, dan walau terkadang agak menjengkelkan ketika beberapa bersikap arogan. Yah.. begitulah kita saling sapa menyapa pada akhirnya, seperti sahabat lama walau kita tak pernah bertatap muka walau dalam mimpi sekalipun. kita hanyalah sahabat dunia maya. Lama kelamaan kita semakin akrab, kamu mulai terbuka dengan kehidupanmu dengan pekerjaan, dengan keluarga dan hubungan mu. Aku tak pernah menyangka bila pada akhirnya kamu bisa berlaku ramah terhadap aku, yang pada awalnya dari seribu satu sapaan dan untaian kata yang aku rangkai tak satu pun kamu balas. Benar aku memang orang iseng, yang karena keisengan dipertemukan denganmu dalam dunia maya. Setelah itu, aku berhenti mungkin aku takut bila pada akhirnya aku akan mengetahui segala permasalahan dan kehidupan dari beberapa orang yang sering kuisengi.

Entah kenapa aku selalu suka memplesetkan namamu, yah namamu yang indah itu. Namamu yang indah ternyata tak seindah dengan liku liku hidup yang jalani mirip seperti dongeng para pengarang yang lahir di penjajahan jepang. Senyum mu yang indah serta tawamu yang renyah sering menghiasi dingding akun sosialmu serta kata kata motivasi serta berita inspirasi sering kamu bagikan, tak heran aku selalu menganggapmu sebagai sosok yang periang dan optimis.

Las... begitu aku selalu memanggilmu, yah aku selalu menikmati ketika memanggil nama itu dan sangat menyukai nama itu, mungkin kelak aku aku ingin menamai salah satu putriku dengan nama itu. Las... hangat, aku berharap orang selalu las yang ada di sekelilingmu, las akan cinta dan kebaikan kamu. Sungguh diluar akal, bila sebuah nama Las, nama seorang wanita yang ku kenal dari media sosial menjadi nama pelindung bagiku. Ketika marah biasanya emosiku meluap luap, tetapi mengingat namamu aku seperti lemah dan takut, aku tidak tahu takut akan apa tapi sungguh aku merasa takut. Kamu tahu, aku adalah seorang pendosa, dan terkadang namamu menyelamatkanku, sungguh seperti dongeng saja.

...

ting nong..... handphone ku berbunyi, mungkin iklan pikirku dan aku kembali tidur melanjutkan mimpi yang sempat tertunda. Kantor hari ini libur, akhir pekan sering ku lewatkan dengan bermalas malasan, hingga bangun jam seratuss...!!!

"Hayy ban e.." begitu isi pesanmu ketika aplikasi Li** ku buka

"iya ban, good morning :) "
" Bannn... aku punya masalah"
"Akhh setiap makluk hidup punya masalah iban, si pickong (nama hewan peliharaanku) aja ada masalah he he"
"Aku serius ibann... :( "
"Aku dua rius malah... HE HE"

"Aku mau jumpa sama kamu..."

...

Setelah bertahun tahun kita menghabiskan waktu mengobrol, bercerita dan saling menyapa di dunia maya kini kita akan bertemu di dunia nyata. aku sedikit gugup, kwatir, senang, lucu semua rasa itu menjadi satu. Aku tidak tahu bagaimana nanti kita akan bertemu, kata apa yang akan ku ucapkan, akh bodohnya diriku padahal  tak ubahnya kita dua sehabat karib yang saling pengertian, saling kenal dan saling berbagi dalam dunia maya. Sekarang??? akh bahkan aku tak tahu kata apa yang akan ku ucapkan pertama kali. Di kejauhan kamu duduk santai dibawah sebuah pohon mahoni besar memandangi kendaraan yang lalu lalang di jalan itu. Aku lekas mengenalimu karna dunia nyata dan dunia maya tak membuatmu jauh berbeda, ternyata kamu lebih cantik di dunia nyata. Setelah parkir kendraan, perlahan lahan seperti mengendap endap aku menghampirimu, dan..... bah!!!!!!! aku berusaha mengejutkanmu dari lamunanmu dan berhasil HAHAHHAHAAH aku tertawa puas melihat mu dengan wajah bingung.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline