Malam ini (22/8/2021) kembali fenomena langit "Blue Moon" dapat disaksikan di wilayah Indonesia mulai pukul 18.00 waktu setempat.
"Sejatinya bulan biru (blue moon) bukan bulan yang berwarna biru tetapi sebutan untuk bulan purnama ketiga dari salah satu musim astronomis yang di dalamnya terjadi empat kali Bulan Purnama" kata Andi Pangerang, Peneliti LAPAN, saat dikonfirmasi oleh Kompas.com tentang fakta asal usul Bulan Biru.
Meski dikatakan bukan bulan berwarna biru, saya tetap penasaran untuk menyaksikan fenoma langit langka itu dari tempat tinggal saya.
Betapa tidak, saya merasa kecewa karena saat terjadinya puncak hujan meteor "Perseid" di langit Indonesia pada tanggal 12 dan 13 Agustus 2021 yang lalu, tak satu pun meteor saya lihat.
Saat itu saya sudah bersiap diri di lapangan gelap dengan membawa tripod dan kamera. Sambil sering mendongak kepala ke arah langit yang baru saja ditinggal bulan sabit, saya tak satupun melihat meteor jatuh.
Konon, dari berbagai sumber, dikatakan bahwa fenomena Bulan Biru Musiman itu, terjadi sedikit lebih jarang daripada Bulan Biru bulanan---dalam 1100 tahun antara 1550 dan 2650, ada 408 Bulan Biru Musiman dan 456 Bulan Biru Bulanan.
"Baik musiman maupun bulanan, Bulan Biru terjadi kira-kira setiap dua atau tiga tahun" kata salah satu sumber.
Saya menyaksikan Bulan Biru itu dari lapangan sekolah malam itu. Bulan bergerak muncul dari balik Gunung Mahawu sebelah Timur Kota Tomohon.