Sampai hari ini, Manado, ibu kota Provinsi Sulawesi Utara, tidak bisa dilepaskan dengan destinasi wisata laut Taman Nasional Bunaken. Penyelaman dan wisata di bawah laut, tetap diburu wisatawan saat mengambil paket wisata Tur Bunaken.
Makin menarik rasanya, jika paket wisata ke Bunaken dilanjutkan singgah ke Pulau Siladen, Pulau Mantehage dan Pulau Naen untuk aktivitas penyelaman dan pasir timbul. Ketiga pulau tersebut berada tak jauh dari Pulau Bunaken.
Presiden Jokowi menyebut Likupang, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, sebagai salah satu wilayah DSP Likupang atau Daerah Pariwisata Super Prioritas Pariwisata di North Sulawesi (4/7/2019) atau Kawasan Ekonomi Khusus berbasis Pariwisata. Tak heran, jika sekarang Anda pergi ke daerah Likupang, Anda akan menemukan 7 spot wisata di daerah Likupang sementara bersolek diri.
Ketujuh spot wisata alam (Wonderful Indonesia) di Likupang itu adalah Pantai Pulisan, Bukit Pulisan, Pantai Paal, Pulau Lihaga, Pulau Gangga, Desa Bahoi, dan Bukit Larata. Wisata alam ini ada di Indonesia aja.
Minggu (11/4/2021) pagi itu cuaca cerah dan langit biru. Saya, bersama teman-teman kantor, berwisata ke Pulau Lihaga. Bagi saya, ke Pulau Lihaga, pulau berpasir putih dengan air lautnya yang tampak biru jernih, sudah beberapa kali saya kunjungi.
"Pulau Lihaga sekarang berbeda dengan yang dulu. Sudah lebih indah dan ditata dengan baik sebagai destinasi wisata bertaraf internasional" kata Eben, salah satu pengelola Pulau Lihaga beberapa waktu lalu, menyampaikan kepada saya dengan semangat.
Tak sulit sebenarnya ke pulau Lihaga. Lokasinya berada di wilayah Likupang, Kabupaten Minahasa Utara. Sekitar 50 km dari Manado dengan waktu tempuh kira-kira 1 jam 35 menit.
Dengan menggunakan kapal, wisatawan bisa berangkat dari pelabuhan Munte atau pelabuhan nelayan Serei. Jarak tempuh lebih cepat kalau berangkat dari Pelabuhan Serei.
Pagi itu sekitar jam 8, saya dan rombongan berjumlah sekitar 30 orang, tiba di Pelabuhan Serei. Kami sudah ditunggu dua kapal. Yang pertama, Si Onyx, speed boat bermesin 400 PK, dan hanya berkapasitas 12 penumpang. Satu lagi Si Biru, kapal fiber glass bermesin 80 PK, berkapasitas bisa 20 orang lebih.
Kami pesan dua kapal itu melalui Eben, pengelola Pulau Lihaga, tiga hari sebelumnya. Waktu itu, saya hitung jarak tempuh dari Pelabuhan Serei ke Pulau Lihaga, menggunakan Si Onyx, hanya 10 menit. Tentu, saat itu kondisi laut tidak terlalu berombak.
Untuk konsumsi, kami membawa air mineral dan nasi kuning untuk makan siang nanti di pulau. Kata Eben, "Karena masa pandemi, di kafe pulau menjual hanya minuman ringan dingin. Makanan berat akan disiapkan jika pandemi sudah berlalu".