Lihat ke Halaman Asli

Tri Lokon

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

Ada "Penampakan" di Gua Batu Cermin Labuan Bajo

Diperbarui: 20 Januari 2019   17:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Mulut Gua Batu Cermin (Dokpri)

"Adalah pastor Belanda bernama Theodore Verhoven, seorang arkeolog, pada tahun 1951 menemukan gua ini. Fosil satwa laut seperti kura-kura, ubur-ubur dan terumbu karang atau coral, ditemukan pada susunan bebatuan dan di dinding dalam gua. 

Karena itu, Pastor Verhoven berani menyimpulkan bahwa dulu Pulau Flores berada di dasar laut" cerita Antonius, pemandu wisata Gua Batu Cermin, Labuan Bajo, Flores sambil berjalan menuju mulut Gua.

Sepanjang jalan setapak menuju ke Gua, di kanan kiri ditumbuhi rumpun bambu yang kata Antonius, bambu sangat bermanfaat bagi warga Manggarai. Pangkal akar bambu untuk pegangan pedang. Warga lokal memanfaatkan bambu untuk pagar, kerajinan, dan tunas muda bambu (rebung) diambil untuk dimasak jadi sayuran.

Welcome (Dokpri)

Antonius, berkisah setelah kami membayar tiket masuk obyek wisata sebesar 10 ribu di loket pintu masuk. Sebagai pemandu wisata kami, ia cukup berpengalaman. Tanpa ditanya lebih dahulu, pengunjung langsung dijejali dengan sejarah asal usul gua ini.

Selain itu, ia ramah dan suka bercerita. Bahasa inggris, ia kuasai sehingga tampak begitu komunikatif bicara dengan Jay, guru Mandarin teman saya.

Siang itu (19/12/2018) saya dan teman saya guru Mandarin, berwisata keliling Labuan Bajo. Oleh sopir kendaraan yang kami sewa melalui resepsionis hotel, kami diantar ke Gua Batu Cermin. Dari hotel de Chocolate, tempat kami menginap, hanya berjarak sekitar 15 menit.

Gua Batu Cermin menjadi alternatif wisata setelah kemarin kami berlayar seharian mengunjungi pulau-pulau dalam sharing tour Komodo menggunakan speed boat. Indahnya Labuan Bajo bisa di simak di tulisan saya terdahulu DI SINI.

Gua dan semak (Dokpri)

Tinggi Gua ini mencapai 75 meter. Luasnya sekitar 19 ha di area Bukit Batu Labuan Bajo, Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur. Didominasi oleh bebatuan Stalagtit dan Stalagmit yang mengandung air dan garam. Konon, katanya, gua ini merupakan terumbu karang yang muncul karena surutnya air laut.

"Bebatuan ini, apabila terkena sinar matahari, akan berkilau seperti cermin. Indahnya penampakan sinar matahari yang masuk lewat celah-celah gua, bagus disaksikan pada pukul 12.00 siang. 

Itulah sebabnya, masyarakat di sini meyebutnya Gua Batu Cermin" ungkap Antonius saat berada dalam gua yang gelap. Flash light dari hape, sangat berguna untuk menerangi langkah kami memasuki gua gelap ini.

Memasuki gua yang gelap, kami diperlihatkan bebatuan berbentuk kura-kura yang menempel di langit dinding gua. Antonius menegaskan, ini bukti bahwa dulu gua ini berada di dasar laut. Tak hanya itu, ada juga satwa laut mirip ubur-ubur, coral juga masih menempel di dinding gua.

"Lihat ini ada laba-laba besar" kata Antonius sambil menerangi binatang itu dengan senter hapenya. Jaya berkomentar, "Wah, ini bisa membuat saya menjadi spiderman bukan batman". Memang, kelelawar dan burung sriti juga menjadi penghuni gua ini.

Wisatawan lain yang kami jumpai di mulut gua, memiliki kesan yang sama dengan kami. Takjub dan mempesona. Ada keasikan tersendiri ketika memasuki gua dengan berjalan jongkok dan hati-hati agar kepala tidak terantuk batu stalagtit.

Penampakan (Dokpri)

Tak kurang dari setengah jam kami sudah keluar dari gua, dan berjalan menyusuri jalan keluar yang bertebing bebatuan. Nuansa bebatuan bertebing kering, mengingatkan saya pada film-film bergenre Sci-Fi seperti "Guardians of the Galaxy" atau "Avengers". 
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline