Lihat ke Halaman Asli

Tri Lokon

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

Menikmati Liburan Natal di Pantai Jepara

Diperbarui: 28 Desember 2017   08:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok pribadi

"Om liburan Natal ke Jepara, mau?" begitu ajakan Kakak saya lewat WA. Saat itu saya masih berada di Tomohon. Sejenak ajakan itu tidak langsung saya jawab. Justru di benak saya, muncul pertanyaan, "Kok ke Jepara sih?"

Setiap kali menyebut Jepara, saya selalu teringat dua ikonik kota ini. Yaitu, Raden Ajeng Kartini, pencetus emansipasi perempuan Indonesia jdan sentra industri ukiran kayu jati yang konon telah melegenda hingga tembus ke pasar global seperti Eropa.

Museum Kura-kura, dok pribadi

Selebihnya, Jepara hanyalah kota yang terletak di Pantai Utara Jawa Tengah. Oh ya, untuk berwisata ke kepulauan Karimunjawa, wisatawan menggunakan kapal Fery Siginjai atau kapal Ekspres Bahari dari pelabuhan Pantai Kartini Jepara.

Tak banyak yang tahu bahwa Jepara terkenal dengan kain tenun Troso yang tak kalah kualitasnya dengan kain batik. Di samping itu, saat ini, Jepara menggeliat dengan destinasi wisata pantainya. Sebut saja, Jepara Ourland Park, Wisata Pantai Teluk Awur, Wisata Bahari Pantai Bandengan dan Anjungan Pantai Kartini. Di musim liburan, wisata pantai ini selalu ramai dikunjungi rombongan wisatawan dari luar daerah.

Teras Villa Isabella Putri (dok pribadi)

Senin siang itu (25/12) mobil abu-abu metalik yang kaca belakangnya ditempel stiker "Community Datsun Go Semarang" dengan nomer 318, sudah menunggu saya di halaman rumah. Lalu saya pun bergabung bersama kakak saya, isteri dan satu anak perempuannya untuk berangkat ke Jepara.

Lepas dari Jatingaleh, mobil memasuki TOL Gayamsari dan keluar ke arah kota Demak. Sekarang bayar TOL sudah tidak bisa tunai lagi, harus menggunakan kartu non tunai. Jarak tempuh Semarang ke Jepara sekitar 2 jam.

Setibanya di Jepara, kami langsung menuju homestay yang sudah kami booking. Mencari homestay Villa Isabella Putri berlabel B&B (Bed and Breakfast) di Teluk Awur tidak sulit. Setelah sampai di jalan Welahan, kami berbelok ke kiri melewati desa Troso. Desa ini terkenal sebagai desa wisata kerajinan Tenun Troso. Menyusuri desa ini, kami disuguhi banyaknya "outlet" yang menjual aneka kain tenun. Sungguh pemandangan yang memanjakan mata.

Difoto oleh pemilik homestay (dok pribadi)

Selepas desa Troso, mobil belok ke kanan dan mengarah ke desa Tahunan. Desa Tahunan oleh pemerintah setempat, ditetapkan sebagai desa wisata yang mengandalkan aneka ukiran kayu jati khas Jepara. Tak heran di kanan kiri jalan desa ini, terdapat "workshop" yang menjajakan seni ukir kayu jati. Kebanyakan bentuk ukiran kayu jati berupa "furniture modern" yang siap untuk diekspor.

Saat tiba di perempatan Karang Bagusan, kami memperhatikan papan petunjuk. Jika lurus menuju pusat kota dan pantai Kartini. Jika ke kanan, kembali ke Semarang. Sedangkan jalan ke kiri menuju ke Teluk Awur. Di perempat jalan itu, saya melihat papan reklame yang mempromosikan villa-villa penginapan di sekitar pantai Teluk Awur.

Mobil belok ke kiri dan mencari di mana lokasi Homestay Villa Isabella Putri. Tak kurang dari 10 menit, kami sudah tiba di homestay milik orang Italia, bernama Roberto. Homestay milik Roberto ini bukan satu-satunya penginapan di Teluk Awur. Sepanjang pantai Teluk Awur banyak terdapat penginapan, cafe serta pantai rekreasi yang disukai wisatawan domestik untuk berenang.

Siang itu terik matahari cukup menyengat badan. Jam menunjuk angka 12 lebih. Turun dari mobil kami disambut ramah oleh Anita Isabella, putri peranakan Italia dan Jawa, pengelola homestay.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline