Lihat ke Halaman Asli

Tri Lokon

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

Lepas Lelah di Rumah Makan Danau Lido

Diperbarui: 4 April 2017   18:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13714871321410308532

[caption id="attachment_260967" align="alignnone" width="600" caption="Difoto dari Tempat Parkir"][/caption] "Bapak Ibu, kita berhenti di Lido untuk diner sore sembari melepas perjalanan. Silahkan turun dan masuk di restoran terapung sebelah sana. Kita makan sore soalnya keburu malam tiba di Jakarta" ujar Dinar, panitia IIGCE 2013 sekaligus guide field trip kami ke Panas Bumi Gunung Salak. Meski perut belum keroncongan, 15 peserta field trip di bus saya, satu per satu turun. Tampak di bus kedua para peserta juga turun menuju ke restoran terapung di danau Lido, Puncak, Jawa Barat. Awalnya saya terkecoh dengan pintu masuk restoran ini. Ternyata pintu masuknya harus tutun ke tangga rasanya seperti mau masuk bunker. [caption id="attachment_260963" align="alignnone" width="600" caption="Rakit Pondok Makan yang Bisa Diajak Keliling Danau"]

1371486708321776689

[/caption] Setibanya di bawah, suasana unik langsung menyeruak di hati. Restoran ini berada di pinggir danau. Tampak pondok-pondok bambu didirikan di atas air dan selasar penghubungnya. Makin masuk ke dalam semakin saya melihat keunikan restoran ini. Sore itu saya melihat banyak orang Arab sedang menyantap pesanannya di pondok-pondok. Mereke tampak makan dengan lahap sambil bersenda gurau entah apa yang dibicarakan karena menggunakan bahasa Arab. Banyak orang Arab yang datang ke restoran itu membuat penasaran saya. Terlintas dalam benak saya, apakah mereka imigran gelap? Tapi pikiran itu saya buang jauh dan akhirnya saya menemukan jawabannya. "Orang Arab itu memang tinggal di sekitar Puncak untuk bisnis. Ada yang kawin dengan penduduk setempat" kata Dimas, panitia yang selalu menenteng video kameranya sepanjang perhelatan Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition, 12-14 Juni 2013. [caption id="attachment_260964" align="alignnone" width="600" caption="Sensasi Sisa dan Rakit Berjalan"]

1371486812349574685

[/caption] Sejauh mata memandang, Danau Lido ini ramai dikunjungi orang untuk makan. Sepintas memang suasananya sangat menarik. Di atas danau ini tampak banyak rumah makan didirikan. Pemilik rumah makan menawarkan berbagai sensasi bagi para tamu yang pesan makan. Pondok-pondok makan yang saya lihat tadi ternyata bisa berlayar mengelilingi danau. Lho kok bisa bergerak ya? Ternyata pondok itu dilengkapi dengan mesin perahu berkapasitas 10 PK. Setelah pesanan makan tiba, tamu boleh minta diantar keliling danau sambil menyantap makan. "Berapa harganya kalau putar-putar keliling danau?" tanya saya kepada seorang pelayan resto. "Cuma Rp. 50.000,- sekali jalan kok Pak. Mau menyoba?" jawabnya sambil menawarkan kepada saya. [caption id="attachment_260968" align="alignnone" width="600" caption="Alat Sisa Rasa Stroberry"]

13714872301382195084

[/caption] Asyik juga ya sambil makan keliling danau menggunakan rakit pondok makan itu. Saya melihat para tamu silih berganti menggunkan transportasi bambu yang unik ini. Restoran terapung ini juga menawarkan alat isap rokok "Sisa" dengan rasa stroberry, apel dan coklat. Per alat, tamu harus bayar Rp. 50.000,- [caption id="attachment_260965" align="alignnone" width="600" caption="Restoran Terapung Nadar Lido"]

13714869021587038591

[/caption] "Pak, makanan sudah siap, silahkan di santap di ruang sebelah sana" kata Dinar menyapa bapak-bapak yang lagi asyik meihat-lihat keunikan rumah makan di Lido ini. [caption id="attachment_260966" align="alignnone" width="600" caption="Prasmanan Diner Sore"]

13714870251475406207

[/caption] Menu yang kami santap didominasi oleh ikan-ikan air tawar, seperti Mujaer, Ikan Mas, Gurameh dan lalapan Sunda. Suasana makan di pinggir Danau sore itu terasa mengasyikkan sembari melepas lelah perjalanan menembus kemacetan terutama saat melintas di pasar Caringin ruas jalan raya Sukabumi tadi. Meski dikawal polisi kemacetan tetap terjadi. Kenyang makan bersama di Lido Restaurant, saya dan rombongan kembali ke bus biru untuk melanjutkan perjalanan ke Jakarta. Bayangan makan di rumah makan terapung Lido masih membekas di benak saya. Selain sensasi yang ditawarkan berupa pondok makan berlayar keliling danau juga "Sisa" gaya Arab dengan rasa buah tadi. Tak terlepas dari pengamatan saya adalah adanya sampah-sampah plastik yang bertebaran di sekitar rumah makan terapung. "Sayang ya keunikan makan di danau Lido ini tercemar oleh limbah sampah yang dibuang di danau" kata teman saya yang duduk di samping saya. Komitmen pengelolaan sampah di objek wisata, memang terus-menerus diingatkan agar kebiasaan menjaga kebersihan dan kenyamanan yang ramah lingkungan bisa menjadi adat istiadat bangsa ini.



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline