Lihat ke Halaman Asli

Tri Lokon

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

Foto dengan Turis Perancis, di Puncak Mahawu

Diperbarui: 24 Juni 2015   21:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13529767291686597361

[caption id="attachment_216511" align="aligncenter" width="640" caption="Puncak Gunung Mahawu, Sebuah Kenangan Pendakian"][/caption]

Pohon Makin Sedikit Bernafas Makin Sulit. Sukseskan Penanaman Satu Milyar Pohon. Banyak Pohon Banyak Rejeki.

Tulisan spanduk warna hijau putih itu, menyambut ramah kedatangan rombongan kami. Hari libur ini (15/11) saya mengajak 13 student LIP (Losnito Intensive Program) asal Propinsi Papua yang datang dari berbagai daerah seperti Jayapura, Kereom, Wamena, Pyramid, untuk mendaki Gunung Mahawu. Sebelum berangkat, saya ceritakan sedikit tentang Gunung Mahawu kepada mereka.

Gunung Mahawu itu gunung berapi “stratovolcano” yang berada di sebelah Timur Gunung Lokon di Sulawesi Utara dengan ketinggian 1300m dari permukaan laut. Secara diagonal lubang kawah gunung Mahawu lebarnya 180 m dan dalamnya 140 m dan memiliki kerucut Piroklastik atau bebatuan klastik yang terbentuk dari material vulkanik. Saya juga menceritakan bahwa gunung ini pernah meletus hebat pada tahun 1789 dan 1994. Tapi kalau nanti sudah sampai di puncak dan melihat kawah, tampak gunung Mahawu sudah tidak terlalu aktif. Ada sedikit air yang menggenang di dasar kawah.

Dengan menggunakan minibus, kami berangkat dari penginapan Alamanda yang terletak di lereng sebelah Barat Gunung Mahawu. Siang itu waktu menunjukkan pukul 11.25. Cuaca terang namun langit tertutup awan kelabu. Kami pun berangkat dengan mengantongi sedikit pengetahuan tentang Gunung Mahawu.

[caption id="attachment_216513" align="aligncenter" width="640" caption="Membangun Kesadaran Menjaga Pepohonan Tetap Hijau"]

13529768971957538782

[/caption]

Roda minibus bergerak menyusuri jalan lingkar timur, lalu melewati agro wisata Rurukan dan belok kiri menyusuri jalan beraspal mulus menuju ke parkiran, sebelum jalan mendaki ke gunung. Dari penginapan Alamanda tak kurang dari 30 menit kami sampai di Pos Penjagaan milik Dinas Kehutanan Tomohon. Bus berhenti untuk melapor kedatangan kami dengan mencatatkan diri berapa jumlah orang, dari mana asalnya dan siapa pimpinan rombongan. Selesai melakukan administrasi itu, palang pintu dibuka dan bus berjalan menuju ke tempat parkir yang berjarak 10 meter.

[caption id="attachment_216512" align="aligncenter" width="640" caption="Jalan Pendakian ke Puncak Mahawu, Sudah Nyaman"]

13529771371110823861

[/caption]

Sudah beberapa kali saya mengantar tamu mendaki ke Gunung Mahawu. Tapi kali ini kami sedikit terperangah melihat kondisi yang berubah di sekitar pos penjagaan hingga pelataran parkir. Ada pembenahan dan sementara dibangun lokasi parkir yang lebih luas dengan lantai “conblock”. Tak hanya itu, saya melihat ada empat bangunan didirikan di sekitar parkiran.

“Bangunan itu nantinya disewakan bagi yang mau menginap terutama mereka yang suka hunting sunrise dari puncak Mahawu. Pendopo itu nantinya digunakan untuk tempat istirahat dan melepas lelah sambil minum kopi. Tapi sekarang belum berfungsi karena belum ada serah terima dari pemborong” jelas Ody, petugas dari Dinas Kehutanan kepada kami.

Fasilitas yang dibangun oleh Pemkot Tomohon itu menyimpan asa bagi fotografer. Betapa tidak. Biasanya kalau kami hunting sunrise kami harus datang subuh sebelum fajar tiba. Dengan fasilitas itu kami bisa bermalam dan dinginnya udara bisa teratasi di bangunan itu.

[caption id="attachment_216520" align="aligncenter" width="640" caption="Peralatan Pendeteksian Aktivitas Gunung Berapi"]

1352977810665592481

[/caption]

Kami dikejutkan untuk ke dua kali. Ketika ingin memulai pendakian, kami lihat jalan yang dulu hanya dari tanah dan mirip jalan air berkerikil tajam, kini sudah disemen. Tampak pekerja sedang mendirikan tonggak pembatas yang natinya akan dipasang besi untuk pegangan bagi orang yang mendaki. Tonggak itu belum semua selesai dicor. Namun jalan pendakian sudah tak bertanah lagi melainkan sudah jalan semen. Syukurlah akses pendakian sudah dibuat jalan “mulus” bertangga-tangga hingga memudahkan orang sampai ke puncak.

Spanduk hijau putih bertuliskan tadi, mengingatkan setiap pendaki atau pengunjung untuk bijak terhadap setiap pepohonan yang tumbuh di sekeliling Gunung Mahawu. Spanduk kami lewati. Saya dan rombongan mendaki melewati jalan mulus bersemen itu, Di tengah perjalanan pendakian, kami berjumpa dengan wisatawan asing yang turun dari Gunung. Saya hitung jumlah mereka ada 8 orang pria wanita. Tak terlihat raut muka kecapaian. Sebaliknya saat kami sapa mereka membalas dengan senyuman dan berbagi salam “hallo”.

[caption id="attachment_216514" align="aligncenter" width="640" caption="Kawah Gunung Mahawu Berada di Puncak"]

1352978814951462943

[/caption]

Suara napas terengah-engah terdengar serentak. Membuncah di antara dada mereka dan seiring dengan itu udara sejuk pegunungan mengalir ke rongga paru-paru mengganti napas lawas menjadi baru dan segar. Rupanya di antara mereka ada dua yang baru pertama kali mendaki gunung. Pendakian kali ini menjadi pengalaman terindah baginya.

Sesampainya di puncak Mahawu kami istirahat sejenak. Kami berdiri di bibir kawah dan memandangi lubang kawah yang menganga di bawah. Di bibir kawah itu kami berfoto untuk menyimpan kenangan pendakian di puncak Gunung Mahawu. Setelah berfoto kami pun sepakat mengitari setengah pinggiran lubang kawah menuju ke sebelah Barat.

[caption id="attachment_216517" align="aligncenter" width="640" caption="Peralatan Geologi Mengarah Ke Gunung Lokon"]

1352977342915981977

[/caption]

Kami berhenti di sekitar peralatan pemantauan gunung berapi yang dipasang di puncak. Peralatan geologi itu berjumlah tiga unit yang antara satu dengan yang jaraknya sekitar lima meter. Menurut petugas di pos penjagaan, peralatan itu sangat penting untuk mendeteksi terjadinya gempa tremor dan pergerakan vulkanik tak hanya Mahawu tetapi juga Gunung Lokon.

Dari lokasi peralatan itu pandangan kami semua mengarah ke arah Gunung Lokon. Tampak jelas lubang kawah Tompaluan yang sedang mengeluarkan asap putih membumbung ke langit bercampur dengan hembusan awan.

[caption id="attachment_216516" align="aligncenter" width="640" caption="Foto Bersama Dengan Turis Perancis Di Puncak Mahawu"]

13529774731624491732

[/caption]

Kami berjumpa dengan para pendaki lainnya yang berasal dari lokal maupun dari luar negeri. Setelah berkomunikasi ternyata dua turis itu berasal dari Perancis. Seketika kami akrab setelah memperkenalkan diri. Ajang berfoto ria dengan turis asing pun, terjadi dengan seru. “Indahnya bertemu dengan orang asing di puncak gunung” kata Elkana Ginia yang tadi sempat dikuatirkan tidak sampai ke puncak.

Pendakian ke puncak Mahawu sudah terlaksana dengan senang hati. Puncak Gunung Mahawu adalah salah satu Keindahan alam di Indonesia (klik IndonesiaTravel di SINI) “Bapa, suasananya seperti di Wamena. Tapi di sana lebih asyik karena ada Gunung yang memiliki salju abadi” kata Jeffry seperti pamer akan indahnya alam pegunungan tempat asal nya di Papua.

[caption id="attachment_216518" align="aligncenter" width="600" caption="Pos Penjagaan Sebelum Pendakian"]

13529774271943367376

[/caption]

Cerita saya ini sebenarnya untuk merekomendasikan kepada siapa saja yang ingin berlibur ke Manado, Tomohon dan Minahasa di akhir tahun. Sempatkan diri anda untuk berwisata “pendakian” di Gunung Mahawu yang kini sudah dibenahi dan nyaman untuk pendakian.

Selain itu, setiap akhir tahun di Sulawesi Utara kemeriahan suasana Natal dan Tahun sangat indah dan unik. Lagu-lagu Natal, dan pernak pernik Natal menghiasi hampir di sepanjang jalan lorong maupun jalan raya. Di malam hari pesta kembang api dapat dinikmati setiap hari. Langit malam penuh dengan kembang api terutama pada saat Natal dan Tahun Baru.

Anda tertarik berlibur di akhir tahun ke Manado, Tomohon dan sekitarnya? Sejak sekarang silahkan booking tiket pesawat sebelum harga tiket bergerak naik menjelang liburan akhir tahun.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline