Lihat ke Halaman Asli

Tri Lokon

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

Lokon Meletus Lagi, Pisang Goreng Rasa Abu Vulkanik

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13496096781488293070

[caption id="attachment_210204" align="aligncenter" width="490" caption="Gunung Lokon Meletus Foto Dari Moyaporong (foto: dokpri)"][/caption]

Minggu, 7 Oktober 2012, pukul 14.14 wita, tiba-tiba Gunung Lokon meletus. Suara gemuruh seperti guntur menderu, mengawali semburan material pijar dari Kawah Tompaluan. Spontan saya, Oten dan Sisca lari mencari posisi di bibir teras menghadap Gunung Lokon. Dan betul, dari kawah itu menyembur material pijar hitam pekat ke udara sambil mengeluarkan bunyi gemuruh yang panjang.

Kopi yang panas dan ubi serta pisang goreng yang sementara saya cocol dengan sambel rowa, otomatis saya lepas di atas meja. Dengan Ipad saya rekam letusan itu seadanya. Langit yang, sejak tadi berawan, tak mudah mendapatkan momen letusan itu dengan jelas.

Oten dan Sisca juga sibuk mengambil foto lewat hapenya. Tak lama kemudian Sisca menghubungi keluarganya yang berada di Kakaskasen untuk mengangkat jemuran dan sedikit cerita tentang kondisi hujan pece (abu) diperkirakan turun di Kinilow, Kali dan Kakaskasen Satu.

"Dapa lia, abu ba ciri kemari" "Ini bukan hujan air tapi hujan abu. Tuh, meja so ba abu putih dan jalan Bukit Doa Mahawu kelihatan ba abu. Napa itu kendaraan yang lewat so ta bungkus abu" kata Oten menceritakan situasi setelah lima belas menit Gunung Lokon meletus.

[caption id="attachment_210205" align="aligncenter" width="490" caption="Meja Kursi Di Moyaporong, Terkena Hujan Abu Vulkanik (Foto: dokpri)"]

1349609750901396982

[/caption]

Memang, kali ini abu vulkanik lembut warna abu, sudah tampak merata di sekitar tempat saya duduk-duduk minum kopi di Moyaporong. Para pengunjung lokasi wisata religi Bukit Doa Tomohon berlarian ke tempat teduh. Sebuah mobil Avanza berhenti untuk membersihkan kaca depannya dengan air yang diambil di Moyaporong. Warna langit di sekitar gunung, makin terang seiring dengan jatuhnya abu vulkanik ke segala penjuru bersama tiupan angin ke Selatan.

Suara sirene, yang saya duga suara kendaraan Badan Penanggulangan Bencana Daerah, meraung-meraung jelas terdengar dari Moyaporong tempat saya melihat langsung kejadian Gunung Lokon meletus. "Dorang so terlatih menghadapi situasi darurat seperti ini" "Tapi kenapa listrik dipadamkam oleh PLN?" tanya saya pada Oten yang bekerja di Dinas Perhubungan kota Tomohon. "Katanya, memang ada pengaruhnya pada tegangan ketika Gunung Lokon meletus. Jika tidak ada PTLPB (Pembangkit Tenaga Listrik Panas Bumi) di Lahendong di sekitar Danau Linow, wow bahaya sekali itu Lokon meletus. Sekurang-kurangnya energi letusan Lokon, berkurang dengan adanya PLTPB" ujar Oten.

Apakah ada hubungan atau tidak, saya tidak mengerti karena bukan ahli geotermal. Dengan cerita itu, saya merasa sedikit lega, karena bagaimana pun juga jika Gunung Lokon meletus, tak sehebat Gunung Merapi di Jawa Tengah. Artinya, masih aman-aman saja.

[caption id="attachment_210206" align="aligncenter" width="490" caption="Pisang Dan Ubi Goreng, Terkena Abu Lokon (foto: dokpri)"]

13496098301149970372

[/caption]

Lokon memang sering meletus. Jumat malam yang lalu (5/10) sekitar pukul 22.00 wita, Lokon meletus disertai dengan dentuman cukup keras dan material pijar yang menyala di bibir kawah hingga setengah jam. Minggu (7/10) siang, saat Gunung Lokon meletus, saya sempat lihat percikan api dan asap yang mengepul di sekitar kawah. "Kalau malam, pasti warna merahnya terlihat jelas" kata Sisca sambil melihat hasil foto letusan dari hapenya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline