Lihat ke Halaman Asli

Tri Lokon

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

Soputan Meletus, Langit Minahasa Merah Membara

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1347973277319682518

[caption id="attachment_206449" align="aligncenter" width="499" caption="Langit Merah Karena Gunung Soputan Meletus (18/9) Foto: dokpri"][/caption] MINAHASA – Gunung Soputan (ketinggian 1.784 m) di Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara kembali meletus Selasa sore ini (18/9/2012) sekitar pukul 17.00 wita. Letusan Soputan kali ini disertai dengan suara gemuruh seperti “gludug” dan suara itu terdengar menggelegar hingga terdengar sampai di tempat saya di Tomohon. Awalnya, saya tidak tahu kalau gunung Soputan jenis "stratovolcano" ini meletus. Sore itu memang gerimis, dan awan tampak aneh karena langit di sekitar Gunung Lokon tampak terang sedangkan langit di sebelah Selatan arah Gunung Soputan berawan dan berkabut. Itu saya lihat dalam perjalan pulang dari tempat kerja di Lokon menuju ke rumah di Bukit Doa Mahawu. [caption id="attachment_206451" align="aligncenter" width="582" caption="Merah Membara Karena Lahar Panas Gunung Soputan (foto: dokpri)"]

13479733911579837767

[/caption] Anehnya lagi, setelah masuk rumah dan kemudian membuat kopi penghangat badan, terdengar suara gemuruh (gludug) yang tidak berhenti. Biasanya suara gludug itu Cuma sebentar saja. Kali ini kok begitu lama. Karena itu, lalu saya tanya kepada teman-teman saya untuk menanyakan itu suara apa. Teman-teman saya menduga sama bahwa itu suara gemuruh kilat. Penasaran karena suara gemuruh itu tidak berhenti-henti maka saya terus lari ke lokasi yang bisa melihat gunung Soputan. Ternyata memang benar. Soputan meletus dan debu vulkaniknya membumbung tinggi hingga lebih dari 5.000 meter. Namun karena sore hari, dan langit tertutup debu maka, pemandangan letusan Soputan tak ketara sekali. [caption id="attachment_206453" align="aligncenter" width="538" caption="Letusan Gunung Soputan Sore Hari Tadi (18/9) (Foto: dokpri)"]

13479735002094027486

[/caption] Suara gemuruh itu tak lain adalah gempa vulkanik dengan kekuatan 35-40 mm amplitudo. Seperti yang diberitakan oleh Tribun Manado, letusan sudah dimulai sejak siang pukul 13.00 Wita dan disertai gempa tremor berkali-kali. Puncaknya sore tadi hingga malam, Gunung Soputan menyemburkan lahar panas yang memerahkan langit Minahasa bagian Selatan. “Jelang senja dan gelap, sedikit demi sedikit lahar merahnya mulai ketara memerahkan langit Minahasa” seru teman saya. Kejadian ini terus berlangsung hingga tulisan ini saya buat (pukul 20.23 Wita)” Beberapa foto letusan Gunung Soputan yang sempat saya ambil dari tempat tinggal saya mulai sore hingga malam tiba. [caption id="attachment_206454" align="aligncenter" width="538" caption="Sore, Lahar Panas Belum Tampak Jelas (foto: dokpri)"]

13479735961452015695

[/caption] Saat saya menulis ini, teman-teman saya mengabarkan lewat bbm bahwa yang paling parah terkena dampak dari letusan itu adalah Ratahan karena lokasinya hanya berjarak 15 km dari Gunung Soputan. Katanya, Ratahan dan sekitarnya diguyur hujan abu vulkanik. Selain Ratahan, desa Silian Raya juga disiram hujan abu. Aktivitas Gunung Lokon dan Soputan meningkat dalam minggu ini, dapat saya rasakan karena biasanya udara di tempat saya sejuk cenderung dingin, tapi sudah satu minggu ini terasa hangat. Bukan saya saja yang merasakan kehangatan cuaca ini, tapi tamu dari kelompok Burung Indonesia yang sedang mengadakan pertemuan di penginapan Alamanda, masih satu lokasi dengan tempat saya tinggal, berkomentar hal yang sama tentang cuaca hangat di malam hari. Inikah tanda-tanda Gunung berapi Lokon dan Soputan akan meletus lebih dahsyat? Entahlah. Semoga saja, tidak terjadi bencana alam letusan Gunung yang lebih dahsyat setelah letusan Soputan sore malam hari ini.



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline