[caption id="attachment_185068" align="aligncenter" width="600" caption="Stand Kota Sungai Penuh (dok.pri)"][/caption]
Pelaksanaan Otonomi Daerah (OTDA), sejak berakhirnya rejim Orde baru dan beralihnyajaman Reformasi, terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Kota se-Indonesia, mulai membuahkan hasil. Bukan hanya mengubah mindset pengelolaan tata kota Pemkot secara modern berwawasan global, namun geliat kemajuannya ketara seiring munculnya berbagai kemasan hasil produksi yang dijual dipamerkan oleh setiap Pemkot.
Inilah kesimpulan yang saya lihat dari Munas X Asosiasi Pemerintah Kota Indonesia (APEKSI), dan pagelaran Indonesia City Expo (ICE) di Manado yang sedang berlangsung di lapangan Megamas dan diikuti oleh para Walikota dari 58 Pemkot se Indonesia, mulai 31 Mei hingga 5 Juni 2012.
Kamis sore, 31 Mei 2012, ICE dibuka oleh wakil gubenur Sulut, Djohari Kansil dengan pengguntingan tali bunga di pintu masuk pameran setelah menuntaskan acara dan opening ceremony dan Kirab (carnival) Budaya dari Megamall hingga finish di lokasi pameran, Megamas.
[caption id="attachment_185069" align="aligncenter" width="600" caption="Kota Surabaya (dok.pri)"]
[/caption]
“Pameran Pemerintah Kota se Indonesia atau Indonesia City Expo X di Manado ini, menjadi ajang investasi, promosi produk, perdagangan, pariwisata dan forum seni budaya. Semua ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian dan membuka peluang lapangan pekerjaan sehingga diharapkan ikut mensejahterakan masyarakat” kata Walikota Manado, GS Vicky Lumentut dalam sambutannya menyambut kedatangan 58 delegasi.
Ditambahkan Vicky, ada 75 stand pameran dari 58 kota se Indonesia berpartisipasi dalam pagelaran ICE di Manado. Selama berada di Manado, tuan rumah menjamu peserta dengan Welcome Dinner bertempat di Manado Convention Centre (MCC). Selanjutnya, diadakan pemilihan Ketua APEKSI yang merupakan salah satu puncak kegiatan MUNAS ke X yang berlangsung di hotel Peninsula.
Sore itu, saya menyempatkan diri berkeliling ke stand-stand pameran. Tenda putih besar dibangun di atas lapangan Megamas, berubah menjadi gedung pameran yang megah. Cuaca panas kota Manado tak terasa gerah saat saya memasuki lokasi pameran. Rupanya telah terpasang pendingin ruangan di berbagai sudut tenda putih besar itu.
[caption id="attachment_185070" align="aligncenter" width="600" caption="Ajang Promosi Produk Kota dan Pariwisata"]
[/caption]
Mengunjungi stand pameran, kesan pertama saya adalah luar biasa indahnya. Semua stand didesain didekordengan gaya modern dan dilengkapi dengan alat-alat seperti audio visual, produk-produk camilan, kerajinan serta konfeksi bercorak batik menyatu pas dengan dekorasi lampu-lampu beraneka warna. Penjaga stand pun bak seorang model ber-fashion menyesuaikan kostumnya dengan motif –motif pakain adat daerah. Aneka macam pakaian batik bermotif daerah seperti Dayak, Bentenan Minahsa, Batik Solo, Pekalongan dll, tampak ikut dipajang.
[caption id="attachment_185072" align="aligncenter" width="300" caption="dok.pri"]
[/caption]
Tak hanya itu, saya melihat beberapa orang “mengumpulkan” souvenir unggulan yang dikemas dalam tas-tas bergambar keindahan alam, objek-objek wisata dan bertuliskan nama kota yang bersangkutan. Memang, kemasan yang nemarik membuat orang tertarik untuk belanja produk-produk yang dipamerkan.
Uniknya, berfoto bersama dengan peserta kirab berkostum apik terlihat di sana-sini. Sebuah kebersamaan lintas budaya dan adat menyeruak spontan menegaskan semboyan masyarakat kawanua bahwa “Torang Samua Basaudara”.
[caption id="attachment_185071" align="aligncenter" width="300" caption="dok.pri"]
[/caption]
Tomohon International Festival Flower (TIFF) akan digelar oleh Pemkot Tomohon pada bulan Agustus. Semoga kostum Carnival yang aneka warna nan indah itu, seperti yang ditampilkan Pemkot Solo, Magelang, Samarinda dll menjadi inspirasi untuk penyelenggaraan Carniva Bunga pada TIFF 2012 nanti.
[caption id="attachment_185073" align="aligncenter" width="300" caption="dok.pri"]
[/caption]
“Pak Jokowidatang nggak ya? Bukankah dia masih aktif menjadi Walikota Solo dan seharusnya ikut hadir di Manado” tanya saya kepada salah satu anggota delegasi dari Pemkot Solo yang saat kirab budaya kemarin membawa tulisan Carnival Batik Solo. “Nggak datang Mas, kan sibuk kampanye Pilkada DKI” jawab Putri Solo itu dengan pelan.
[caption id="attachment_185079" align="aligncenter" width="300" caption="dok.pri"]
[/caption]
“Nggak ketemu Pak Jokowi, ndak masalah. Sudah senang bisa ketemu rombongan Pak jokowi yang membawa tulisan Carnival Batik Solo. Lebih lagi bolehberfoto bersama dengan mereka”, batin saya menghibur diri.
Liputan pagelaran Carnival Budaya di Manado lainnya, silahkan klik di sini.
[caption id="attachment_185075" align="aligncenter" width="300" caption="dok.pri"]
[/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H