Lihat ke Halaman Asli

Lory Br Ginting Munthe

Universitas Sebelas Maret

KKN MBKM UNS Yayasan Edufarmers International, Optimalisasi Budidaya Kopi dengan Sekolah Lapang sesuai GAP di Kabupaten Humbang Hasundutan

Diperbarui: 13 Juli 2024   17:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Sekolah Lapang di Desa Sosortolong, Kec. Doloksanggul, Kab. Humbang Hasundutan, Sumatera Utara/dokpri

Budidaya kopi telah menjadi salah satu sektor penting bagi perekonomian di Indonesia, terutama di Kabupaten Humbang Hasundutan yang dikenal sebagai salah satu daerah penghasil kopi berkualitas tinggi. Namun, untuk menjaga dan meningkatkan kualitas serta kuantitas produksi kopi, penerapan Good Agricultural Practices (GAP) menjadi sangat krusial. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengoptimalkan budidaya kopi sesuai GAP adalah melalui program Sekolah Lapang yang dilaksanakan oleh Yayasan Edufarmers Internasional melalui program Bertani Untuk Negeri.

Sekolah Lapang: Meningkatkan Keterampilan Petani Kopi

Sekolah Lapang merupakan metode pendidikan non-formal yang memberikan pelatihan langsung kepada petani di lapangan. Program ini dirancang untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani mengenai teknik budidaya kopi yang sesuai dengan prinsip GAP. Melalui Sekolah Lapang, petani diajarkan berbagai aspek penting dalam budidaya kopi, mulai dari pemilihan bibit unggul, teknik penanaman, pengendalian hama dan penyakit, hingga teknik panen dan pasca panen yang tepat.

Peran Mahasiswa Magang MBKM

Kegiatan Praktik Lapang Budidaya Kopi sesuai GAP/dokpri

Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MBKM) yang digagas oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI menjadi kesempatan bagi mahasiswa untuk terlibat langsung dalam kegiatan praktis yang relevan dengan bidang studi mereka. Di Kabupaten Humbang Hasundutan, mahasiswa magang MBKM bekerja sama dengan Yayasan Edufarmers Internasional untuk mengimplementasikan program Sekolah Lapang ini.

Para mahasiswa magang ini berperan dalam mendampingi petani kopi, memberikan penyuluhan, serta membantu dalam penerapan teknik-teknik budidaya yang sesuai dengan standar GAP. Melalui kolaborasi ini, mahasiswa tidak hanya mendapatkan pengalaman praktis di lapangan, tetapi juga berkontribusi dalam peningkatan kualitas dan produktivitas kopi di daerah tersebut.

Manfaat Penerapan GAP dalam Budidaya Kopi

Hasil Budidaya Tanaman Kopi sesuai GAP/dokpri

Penerapan GAP dalam budidaya kopi memiliki berbagai manfaat yang signifikan, antara lain:

1. Meningkatkan Produktivitas dan Kualitas Kopi: Dengan penerapan teknik budidaya yang tepat, produktivitas tanaman kopi dapat meningkat. Selain itu, kualitas biji kopi yang dihasilkan juga lebih baik, sehingga memiliki nilai jual yang lebih tinggi.

2. Ramah Lingkungan: GAP mendorong penggunaan metode pertanian yang ramah lingkungan, seperti pengelolaan hama terpadu dan penggunaan pupuk organik. Hal ini membantu menjaga kelestarian lingkungan dan mengurangi dampak negatif terhadap ekosistem.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline