Budidaya kopi telah menjadi salah satu sektor penting bagi perekonomian di Indonesia, terutama di Kabupaten Humbang Hasundutan yang dikenal sebagai salah satu daerah penghasil kopi berkualitas tinggi. Namun, untuk menjaga dan meningkatkan kualitas serta kuantitas produksi kopi, penerapan Good Agricultural Practices (GAP) menjadi sangat krusial. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengoptimalkan budidaya kopi sesuai GAP adalah melalui program Sekolah Lapang yang dilaksanakan oleh Yayasan Edufarmers Internasional melalui program Bertani Untuk Negeri.
Sekolah Lapang: Meningkatkan Keterampilan Petani Kopi
Sekolah Lapang merupakan metode pendidikan non-formal yang memberikan pelatihan langsung kepada petani di lapangan. Program ini dirancang untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani mengenai teknik budidaya kopi yang sesuai dengan prinsip GAP. Melalui Sekolah Lapang, petani diajarkan berbagai aspek penting dalam budidaya kopi, mulai dari pemilihan bibit unggul, teknik penanaman, pengendalian hama dan penyakit, hingga teknik panen dan pasca panen yang tepat.
Peran Mahasiswa Magang MBKM
Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MBKM) yang digagas oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI menjadi kesempatan bagi mahasiswa untuk terlibat langsung dalam kegiatan praktis yang relevan dengan bidang studi mereka. Di Kabupaten Humbang Hasundutan, mahasiswa magang MBKM bekerja sama dengan Yayasan Edufarmers Internasional untuk mengimplementasikan program Sekolah Lapang ini.
Para mahasiswa magang ini berperan dalam mendampingi petani kopi, memberikan penyuluhan, serta membantu dalam penerapan teknik-teknik budidaya yang sesuai dengan standar GAP. Melalui kolaborasi ini, mahasiswa tidak hanya mendapatkan pengalaman praktis di lapangan, tetapi juga berkontribusi dalam peningkatan kualitas dan produktivitas kopi di daerah tersebut.
Manfaat Penerapan GAP dalam Budidaya Kopi
Penerapan GAP dalam budidaya kopi memiliki berbagai manfaat yang signifikan, antara lain:
1. Meningkatkan Produktivitas dan Kualitas Kopi: Dengan penerapan teknik budidaya yang tepat, produktivitas tanaman kopi dapat meningkat. Selain itu, kualitas biji kopi yang dihasilkan juga lebih baik, sehingga memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
2. Ramah Lingkungan: GAP mendorong penggunaan metode pertanian yang ramah lingkungan, seperti pengelolaan hama terpadu dan penggunaan pupuk organik. Hal ini membantu menjaga kelestarian lingkungan dan mengurangi dampak negatif terhadap ekosistem.