Lihat ke Halaman Asli

Julianda BM

ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Menjaga Kearifan Lokal di Tengah Modernisasi: Tantangan Budaya di Mega-Kota Jakarta

Diperbarui: 22 Maret 2024   15:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. Sumber gambar: AXA.co.id

Oleh: Julianda BM 

Jakarta, megapolitan raksasa yang tak pernah tidur. Kota metropolitan ini bagaikan magnet, menarik jutaan orang dari berbagai penjuru Nusantara untuk mengadu nasib. 

Di balik gemerlapnya gedung pencakar langit dan hiruk pikuk kesibukan, Jakarta menyimpan kekayaan budaya yang tak ternilai. 

Kearifan lokal yang diwariskan turun-temurun menjadi identitas dan pemersatu masyarakatnya.

Namun, modernisasi yang melaju pesat menghadirkan tantangan besar bagi kelestarian budaya lokal. 

Modernisasi bagaikan pisau bermata dua. Di satu sisi, membawa kemajuan dan kemudahan hidup. Di sisi lain, berpotensi menggerus nilai-nilai budaya tradisional. 

Budaya modern yang serba instan dan globalisasi budaya asing perlahan menggeser tradisi dan kebiasaan masyarakat setempat.

Menjaga Kearifan Lokal: Sebuah Tantangan

Pertama, hilangnya ruang budaya. Modernisasi dan pembangunan kota yang masif telah menggusur banyak tempat yang dulunya menjadi pusat kegiatan budaya. 

Kampung-kampung tradisional yang sarat dengan nilai-nilai budaya perlahan tergantikan oleh gedung-gedung modern.

Kedua, perubahan gaya hidup. Masyarakat Jakarta, terutama generasi muda, mulai terbiasa dengan gaya hidup modern yang serba cepat dan praktis. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline