Lihat ke Halaman Asli

Julianda BM

ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Beban Bias Gender dan Stereotip bagi Perempuan yang Menunda Pernikahan

Diperbarui: 19 Februari 2024   18:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi menunda menikah. Foto: Tomorrowsworld 

Di Indonesia, pernikahan sering dianggap sebagai penentu utama kebahagiaan perempuan. 

Bagi perempuan yang menunda pernikahan di usia tertentu, pertanyaan dan komentar miring dari keluarga, tetangga, dan bahkan orang asing sering kali menjadi beban. 

Stereotip dan bias gender yang melekat pada pernikahan terlambat ini dapat memengaruhi kesehatan mental dan emosional perempuan secara signifikan.

Stereotip dan Bias Gender yang Melekat

Stereotip dan bias gender yang sering dihadapi perempuan yang menunda pernikahan antara lain:

Pertama, perempuan yang menunda pernikahan dianggap tidak laku. Stereotip ini memicu perasaan rendah diri dan tidak berharga pada perempuan. 

Anggapan ini didasari oleh pemikiran bahwa perempuan yang tidak menikah di usia tertentu memiliki kekurangan yang membuatnya tidak menarik bagi laki-laki.

Kedua, perempuan yang menunda pernikahan dianggap tidak mampu mengurus rumah tangga. Stereotip ini mengabaikan fakta bahwa banyak perempuan yang sukses dalam karir dan mampu mengurus diri sendiri. 

Stereotip ini memperkuat peran tradisional perempuan sebagai pengurus rumah tangga dan mengabaikan kemampuan perempuan dalam bidang lain.

Ketiga, perempuan yang menunda pernikahan dianggap egois dan hanya memikirkan diri sendiri. Stereotip ini mengabaikan berbagai alasan perempuan menunda pernikahan, seperti fokus pada karir, pendidikan, atau belum menemukan pasangan yang tepat. 

Stereotip ini menghakimi pilihan perempuan dan mengabaikan hak mereka untuk menentukan jalan hidup mereka sendiri.

Dampak Beban Bias Gender dan Stereotip

Beban bias gender dan stereotip yang dihadapi perempuan yang menunda pernikahan dapat membawa dampak negatif bagi kesehatan mental dan emosional mereka, antara lain:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline