Kesenjangan pendapatan merupakan salah satu masalah global yang telah lama menjadi perhatian dunia. Kesenjangan pendapatan terjadi ketika terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapatan kelompok orang kaya dan kelompok orang miskin. Kesenjangan pendapatan dapat berdampak pada berbagai aspek kehidupan, seperti ekonomi, sosial, dan politik.
Menurut data Bank Dunia, pada tahun 2022, 10% orang terkaya di dunia menguasai 45,3% dari total kekayaan global. Sementara itu, 50% orang termiskin di dunia hanya menguasai 1,9% dari total kekayaan global. Data ini menunjukkan bahwa kesenjangan pendapatan di dunia semakin lebar.
Kesenjangan pendapatan di Indonesia juga cukup tinggi. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2022, 10% penduduk Indonesia terkaya menguasai 41,1% dari total kekayaan nasional. Sementara itu, 40% penduduk Indonesia termiskin hanya menguasai 10,5% dari total kekayaan nasional.
Kesenjangan pendapatan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti faktor ekonomi, sosial, dan politik. Faktor ekonomi yang dapat menyebabkan kesenjangan pendapatan antara lain:
- Distribusi pendapatan yang tidak merata
- Ketidaksetaraan akses terhadap sumber daya ekonomi
- Ketergantungan pada sektor informal
Faktor sosial yang dapat menyebabkan kesenjangan pendapatan antara lain:
- Diskriminasi
- Ketidaksetaraan kesempatan
- Perbedaan tingkat pendidikan dan keterampilan
Faktor politik yang dapat menyebabkan kesenjangan pendapatan antara lain:
- Kebijakan ekonomi yang tidak adil
- Korupsi
- Ketidakefektifan pemerintahan
Inklusi ekonomi merupakan salah satu solusi untuk mengurangi kesenjangan pendapatan. Inklusi ekonomi adalah upaya untuk memastikan bahwa semua orang, tanpa memandang latar belakang, memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam perekonomian.
Inklusi ekonomi dapat dicapai melalui berbagai upaya, antara lain:
Pertama, peningkatan akses terhadap pendidikan dan keterampilan: Pendidikan dan keterampilan merupakan modal utama untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan akses terhadap pendidikan dan keterampilan bagi semua orang, terutama bagi kelompok rentan.
Kedua, peningkatan akses terhadap kredit dan pembiayaan: Kredit dan pembiayaan merupakan modal penting untuk memulai usaha atau mengembangkan usaha yang sudah ada. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan akses terhadap kredit dan pembiayaan bagi usaha kecil dan menengah (UKM).