Dalam kondisi tertentu (misalnya: debat, diskusi, presentasi, maupun penulisan), seringkali kita harus menggunakan sebuah argumen yang kuat untuk dapat meyakinkan orang lain untuk membenarkan sebuah pernyataan yang kita ucapkan/sampaikan.
Dalam menyelesaikan perselisihan atau perbedaan pendapat, argumentasi dapat digunakan untuk meyakinkan orang lain tentang kebenaran suatu pendapat atau argumen. Mempresentasikan ide atau pendapat, argumentasi dapat digunakan untuk menjelaskan atau menjustifikasi suatu ide atau pendapat. Mengembangkan pemikiran kritis, argumentasi dapat membantu seseorang untuk berpikir secara logis dan analitis.
Dalam ilmu filsafat, dikenal suatu istilah Reuctio ad absurdum. Reductio ad absurdum adalah sebuah bentuk argumentasi yang kuat dan meyakinkan. Argumentasi ini dapat digunakan untuk membuktikan suatu proposisi dengan menunjukkan bahwa jika proposisi tersebut tidak benar, maka akan muncul suatu kontradiksi atau absurditas. Reductio ad absurdum telah digunakan selama berabad-abad oleh para filsuf, matematikawan, dan ilmuwan.
Reductio ad absurdum, atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah bukti kemustahilan, adalah sebuah bentuk argumentasi yang mencoba untuk membuktikan suatu pernyataan dengan menunjukkan bahwa jika pernyataan tersebut tidak benar, maka akan muncul suatu kontradiksi atau absurditas.
Argumentasi reductio ad absurdum dapat digunakan untuk membuktikan suatu proposisi, yaitu pernyataan yang dapat dibuktikan benar atau salah. Proposisi yang dapat dibuktikan dengan reductio ad absurdum disebut sebagai proposisi yang dapat dibuktikan secara negatif.
Dalam reductio ad absurdum, argumen dimulai dengan asumsi bahwa proposisi yang ingin dibuktikan adalah salah. Kemudian, argumen tersebut menunjukkan bahwa jika asumsi tersebut benar, maka akan muncul suatu kontradiksi atau absurditas. Karena kontradiksi dan absurditas tidak mungkin terjadi, maka asumsi tersebut salah, dan proposisi yang ingin dibuktikan adalah benar.
Berikut adalah contoh sederhana dari reductio ad absurdum:
Premis: Dunia ini tidak memiliki hukum.Konklusi: Dunia ini akan kacau balau.
Argumen reductio ad absurdum untuk mendukung kesimpulan ini adalah sebagai berikut:
- Asumsikan bahwa dunia ini tidak memiliki hukum.
- Jika dunia ini tidak memiliki hukum, maka setiap orang dapat melakukan apa pun yang mereka inginkan.
- Jika setiap orang dapat melakukan apa pun yang mereka inginkan, maka dunia akan menjadi tempat yang sangat kacau balau.
- Dunia yang kacau balau adalah kontradiksi dengan kenyataan bahwa kita hidup di dunia yang teratur dan tertib.
- Karena kontradiksi tidak mungkin terjadi, maka asumsi bahwa dunia ini tidak memiliki hukum adalah salah.
Dengan demikian, kesimpulan bahwa dunia ini memiliki hukum adalah benar.