Lihat ke Halaman Asli

Julianda BM

ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Memahami Ellipsism: Rasa Putus Asa yang Tersirat

Diperbarui: 11 September 2023   20:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (sumber: jiosaavn.com)

Ellipsism adalah sebuah emosi yang digambarkan sebagai rasa putus asa yang tersirat. Kondisi ini biasanya terjadi saat seseorang bercerita tentang suatu pengalaman kepada orang lain yang tidak akan bisa memahaminya. Ellipsism dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti trauma, kesedihan, atau rasa kehilangan.

Pengertian Ellipsism

Secara harfiah, ellipsism berasal dari bahasa Yunani, yaitu "ellipsis" yang berarti "kekosongan" atau "penghilangan". Dalam konteks psikologi, ellipsism mengacu pada perasaan putus asa yang tersirat. Kondisi ini biasanya terjadi saat seseorang bercerita tentang suatu pengalaman kepada orang lain yang tidak akan bisa memahaminya.

Ellipsism dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:

Trauma. Trauma dapat menyebabkan seseorang mengalami emosi yang negatif, seperti rasa takut, cemas, atau marah. Kondisi ini dapat membuat seseorang merasa putus asa dan sulit untuk berkomunikasi dengan orang lain.

Kesedihan. Kesedihan adalah emosi yang wajar dirasakan oleh manusia. Namun, jika kesedihan yang dirasakan terlalu mendalam, maka dapat menyebabkan seseorang merasa putus asa.

Rasa kehilangan. Rasa kehilangan, baik itu kehilangan orang yang dicintai, pekerjaan, atau hal lain yang berharga, dapat menyebabkan seseorang merasa putus asa.

Gejala Ellipsism

Ellipsism dapat ditandai dengan gejala-gejala berikut:

Perasaan putus asa

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline