Lihat ke Halaman Asli

Berbagai Aksi Penolakan terhadap FPI di Kalimantan Barat

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1331870378444579178

Berbagai aksi menuntut pembubaran FPI di Kalimantan Barat oleh warga Dayak telah memicu ketegangan antara kedua belah pihak. Kota Pontianak yang damai dihuni warga multietnis mendadak sontak ricuh gara-gara spanduk merah bertuliskan “Tolak Pembentukan FPI di Kalbar” terpampang di depan Asrama Mahasiswa Pangsuma, Jalan KH Wahid Hasyim, Rabu (14/3). Pengurus dan anggota Forum Pembela Islam (FPI) kontan berang, segera mencabut spanduk di gerbang asrama mahasiswa di depan RSU St Antonius Pontianak itu. Akibatnya sudah dapat diduga, muncullah keributan. Perang mulut terjadi beruntung polisi cepat datang dan mendamaikannya. Setelah kejadian itu banyak Pemuda, warga Dayak dan tokoh Dewan Adat Dayak berkumpul di Betang Rumah Panjang kota Pontianak untuk membahas masalah tersebut. Sempat tersebar isu bahwa anggota FPI akan menyerang Betang sehingga membuat semua orang yang berkumpul di Betang menjadi waspada. Pada hari Kamis (15/3) Aksi demo pun dilaksanakan oleh warga Dayak untuk menuntut pembubaran dan menolak FPI di Kalimantan Barat. Demo jalan kaki dengan spanduk dimulai dari Rumah Betang menuju Polda Kalbar. Aksi serupa juga terjadi di Kabupaten Sintang Kalimantan barat. Jalan raya Lintas Sintang Pontiank tepatnya di Desa Grenis Kecamatan Sepauk Kabupaten Sintang lumpuh sekitar 4 jam, Minggu (11/3/2012). Ratusan warga Dayak di Sintang, Kalimantan Barat, melakukan pemblokiran jalan. Aksi tersebut sebagai bentuk solidaritas penolakan kehadiran Habib Rizieq Sihab, Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) datang ke Kalimantan Barat. Pemblokiran berakhir sekitar pukul 12.35WIB. Setelah adanya jaminan dari pihak kepolisian akan memulangkan Habib Rizieq dari Kota Pontianak ke Jakarta pada saat hari itu juga. Sampai sekarang banyak aparat baik dari POLRI dan TNI dari berbagai tempat dikirimkan ke pontianak untuk menjaga tempat-tempat yang rawan akan terjadi konflik antar kedua belah pihak. sebagai tambahan, Acara Ret-Ret kami yang rencananya diadakan selamaa 3 hari dibatalkan karena takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di kota Pontianak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline